Mohon tunggu...
Dara Syafira
Dara Syafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester 5 jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Perbandingan Ekonomi antara Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Aceh

30 Agustus 2021   02:33 Diperbarui: 30 Agustus 2021   12:55 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pembangunan ekonomi diyakini dapat dicapai melalui beberapa indikator, meliputi pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan (purchasing power parity) ; kesehatan yang diukur dari angka harapan hidup, kekurangan gizi, dan moralitas pada anak; dan pendidikan yang diukur melalui melek huruf  dan rata-rata lama sekolah (Todaro & Smith, 2015). 

Menurut (Arifin, 2009), pembangunan ekonomi daerah adalah proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada di daerah tersebut dan membentuk kemitraan antara sektor swasta dengan sektor pemerintahan untuk membuka lapangan pekerjaaan demi merangsang pertumbuhan ekonomi. 

Pertumbuhan ekonomi menjadi parameter dalam mengukur pembangunan ekonomi. Tercapainya pembangunan ekonomi dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta meningkatnya kesejahteraan hidup masyarakat. Pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah memiliki tingkat keberagaman yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan setiap daerah memiliki perbedaan potensi, sumber daya, dan kemajuan teknologi.

Perbedaan pembangunan ekonomi di setiap daerah dapat dilihat dari indeks pembangunan manusianya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menunjukkan kualitas sumber daya manusia di setiap daerah. Pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan erat dengan indeks pembangunan manusia. 

Ketiga komponen pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang meliputi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi menjadi tolok ukur dalam menilai kesejahteraan suatu daerah. Menurut Ranis dan Gustav (dalam Maratade & dkk, 2016) mengatakan bahwa indeks pembangunan manusia dengan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah. 

Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan mempengaruhi indeks pembangunan manusia di mana dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta distribusi pendapatan yang merata akan meningkatkan daya beli masyarakat meningkat dan meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memenuhi pendidikan dan kesehatan. Di sisi lain, indeks pembangunan manusia yang tinggi juga berdampak besar pada tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi guna merangsang laju perekonomian suatu daerah.

Penulis akan melakukan perbandingan pembangunan ekonomi antar Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh. Sumatera Utara adalah kontributor terbesar PDRB Pulau Sumatera sebesar 23,35% sedangkan Aceh termasuk salah satu provinsi terendah penyumbang PDRB Sumatera yang hanya mencapai 4,99% (BPS Sumatera Utara, 2021).

Laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari angka PDBR tiap daerah. Pada triwulan kedua tahun 2021, Sumatera Utara mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,95% (BPS Sumatera Utara, 2021). Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah penyumbang terbesar PDRB Sumatera Utara  yaitu sebesar 60,37%. 

Untuk pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha, sektor jasa keuangan menempati urutan teratas yang mencapai sebesar 7,87%. Di lain sisi, pertumbuhan ekonomi provinsi Aceh pada triwulan kedua tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 2,56% (BPS Aceh, 2021). Distribusi terbesar PDRB Aceh berasal dari sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan yang mencapai 30,77%. Sektor transportasi dan pergudangan menempati urutan teratas pada pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha.

Selain pertumbuhan ekonomi,  untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat menggunakan tiga indikator lain berdasarkan UNDP, yaitu kemampuan daya beli, pendidikan yang diukur melalui harapan lama sekolah  dan rata-rata lama sekolah, dan kesehatan yang diukur melalui umur harapan hidup.

Indikator pertama dari indeks pembangunan manusia adalah pengeluaran per kapita yang berdampak pada kemampuan daya beli penduduk. Rata-rata pengeluaran per kapita Sumatera Utara pada tahun 2020 sebesar 10,42 juta per tahun sedangkan rata-rata pengeluaran per kapita Aceh pada tahun 2020 mengalami penurunan akibat Covid-19, hanya mencapai 9,492 juta per tahun. Apabila dilakukan perbandingan antar provinsi di Pulau Sumatera, Sumatera Utara menempatkan urutan ke-enam dan Aceh mendapatkan urutan terakhir berdasarkan rata-rata pengeluaran per kapita dalam setahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun