Mohon tunggu...
Dara Ania
Dara Ania Mohon Tunggu... -

Jiwa penyuka aksara, pengagum keindahan bunga, sebab keduanya melambangkan keromantisan. Gokil...? Bolehlah, sesekali^^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Fiksi Kuliner] Ketagihan

6 Juni 2016   22:17 Diperbarui: 7 Juni 2016   12:28 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sedangkan sahabat-sahabatku kompak manggut rasa ingin tahu.

" Ni, bumbunya di hati, ha ha ha," ketawaku sambil tanganku menebah dada.

" Kayaknya aku ketagihan nih," Puri mulai lagi keinginan anehnya.

" Iya aku juga," Fara ikutan tunjuk jari.

Aku cuma bisa tepuk jidad. Tahu gini aku gak bakal bikin enak tu cilok. Kenapa gak aku bikin keasinan aja atau tanpa rasa gitu. Tapi nasi dah jadi bubur, mau gak mau aku harus memenuhi keinginan manusia-manusia aneh, yah sahabat-sahabatku yang penuh warna.

" Tenang aja kali ini gak gratis kok, kita pasti bayar. Oke!" tepukan Dea meyakinkanku supaya tak rugi.

Akhirnya aku menyetujuinya. Sebenarnya tanpa dibayar pun aku sudah senang. Apalagi ternyata eksperimenku kali ini tidak mengecewakan mereka. Senangnya itu bisa dirasakan dihati. Senang yang luar biasa.

Persahabatan bersama cilok.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun