Semut di ujung lautan, tampak. Tetapi, gajah di depan mata, tidak kelihatan.
Peribahasa yang cocok untuk mengibaratkan polemik gagasan Merdeka Belajar. Yang diinisiasi oleh Mendikbud Nadiem Makarim.
Konsep Merdeka Belajar jadi masalah. Gara-gara serupa dengan brand korporat yang telah didaftarkan resmi secara hukum.
Nadiem: dianggap plagiat.
Muncul lagi argumentasi: akan mempopulerkan korporat tersebut, ikut mengenalkan nama perusahaan karena kerap disebut dalam kebijakan pendidikan.
Ada lagi: tudingan negara bayar royalti ke korporat bersangkutan karena memakai brand-nya.
Macam-macam pendapatnya. Sehingga membuat kelucuan.
Kenapa harus mempermasalahkan sesuatu yang tidak substantif? Gemar membahas hal yang tidak esensial?
Namun; aspek-aspek yang penting, prinsip utama dari kebijakan Merdeka Belajar dicetuskan dan sudah saatnya dilakukan di Indonesia, terlupakan. Bukan itu yang didiskusikan, dikaji.
Bicarakankah unsur yang prioritas. Kenapa Merdeka Belajar harus ada.
Untuk apa manfaat dari diterapkannya Merdeka Belajar. Sejauh mana keunggulan Merdeka Belajar --plus apa masih kurangnya.