Yang semuanya menimbulkan kebaikan untuk lini pendidikan di Tanah Air.
Bukan mengaitkan terhadap brand, merk, kesamaan nama dengan salah satu korporat.
Ubahlah paradigma. Bernalar terhadap isi, bukan kemasan. Seperti salah satu target konsep Merdeka Belajar: menjadi manusia Indonesia yang berpikiran maju.
Contoh mudahnya: ada seorang anak bernama Indra. Kebetulan, nama Indra ini juga sama dengan sebuah paguyuban. Padahal; orang tua Indra sama sekali tidak mengetahui paguyuban itu. Juga tidak ada hubungan.
Lantas, apa nama Indra itu bakal dipermasalahkan juga?
Sedangkan kecerdasan atau kebodohan si Indra, diabaikan begitu saja. Yang jadi nilai penting dari sosok Indra.
Akhirilah pola pikir yang bodoh. Karena tertutup ambisi tertentu, maka segala alasan dicari-cari untuk menjungkalkan pihak tertentu --yang tidak masuk akal.
Gaya berpikir seperti itulah yang ingin diubah dari Merdeka Belakar. Yang tak siap kompetitif serta berargumentasi rendah.
Bak untaian kata pujangga asal Inggris, Â Shakespeare; apalah arti sebuah nama.*