Mohon tunggu...
Dwi Afrillia
Dwi Afrillia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Masak Bersama di Limau Manis, Menghidupkan Kebersamaan dan Solidaritas di Hari Raya Kurban

7 Juli 2024   18:30 Diperbarui: 7 Juli 2024   18:44 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hiruk-pikuk kota besar, namun warga Limau Manis (Sumatera Barat) terutama Majelis Ta’lim Masjid raya Limau Manis memiliki tradisi masak-masak bersama di hari raya Kurban. Tradisi ini memiliki arti yang sangat mendalam dengan pesan kebersamaan dan kepedulian. Setiap tahun, terutama di Hari Raya Kurban, warga Limau Manis tidak hanya merayakan dengan menyembelih hewan kurban, tetapi juga merayakan dengan cara yang memperkokoh ikatan sosial dengan tradisi ini.

“Kami yang anak muda juga mendapatkan manfaat dari tradisi ini, bisa melihat dan mengambil pelajaran, bahwa apapun yang dikerjakan bersama membuat  hati jadi senang, kalau tradisi ini tidak ada nanti siapa yang akan meramaikan masjid” ujar Suci salah satu remaja Masjid Raya Limau Manis.
 
Masyarakat saling berkumpul untuk memasak daging hasil kurban bersama-sama. "Ini bukan hanya soal memasak, tapi lebih dari itu ini tentang merayakan keberagaman dan kebersamaan dalam satu lingkungan sambil bernostalgia karena masak bersama dengan cara lama," ungkap Ibu Meri, salah satu masyarakat Limau Manis.

Proses masak-memasak ini bukan hanya sekadar kegiatan rutin, tetapi juga momen untuk mengajarkan nilai-nilai tentang berbagi kepada generasi muda. Acara ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga. Para tetangga saling bertukar hidangan, menciptakan suasana kehangatan yang sulit ditemui di tengah kesibukan keseharian.
 
Tidak hanya berhenti pada makanan, namun kegiatan ini juga melibatkan elemen keagamaan dan sosial. Sebelum bersantap bersama, para warga biasanya melaksanakan doa bersama untuk mengenang nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam perayaan kurban.
 
Tradisi masak-masak bersama warga Limau Manis terutama Majelis Masjid Raya Limau Manis di hari raya Kurban bukan hanya merayakan keberlimpahan, tetapi juga menghidupkan kembali semangat gotong-royong dan solidaritas dalam masyarakat. Melalui kegiatan ini, generasi muda diajarkan untuk tidak hanya menerima, tetapi juga berbagi dan peduli kepada sesama, menjadikan momen ini sebagai warisan yang berharga bagi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun