Pada akhir masa baktinya di dunia, ia tidak mati seperti orang biasa, tetapi moksha atau mencapai tataran Tubuh Pelangi (Jalu) alias tubuhnya lenyap berubah jadi sinar berwarna-warni dan menjadi abadi berkarya sepanjang masa untuk menolong mahluk hidup. Oleh karena itu ia dikenal sebagai Mahasiddha Vidyadhari.
Dialah yang menjadi buyut Sinuhun Prabu Jayabaya yg terkenal dengan ramalannya itu. Dan Sinuhun Jayabaya sendiri dalam gelarnya menggunakan sepotong dari gelar Dewi Kilisuci yaitu "Uttunggadewa". Demikian pula canggahnya yang menjadi pendiri kerajaan Majapahit , yaitu Raden Wijaya atau Shri Kertarajasa, menggunakan sepotong dari gelarnya yaitu Sanggramawijaya.
PRAJNAPARAMITA
Sekarang sampailah kita pada tokoh wanita terbesar yang dihormati di seluruh dunia , yaitu Gayatri Rajapatni.
Gayatri adalah seorang praktisi Dharma Budajawa (Jawa-sanyoto). Seorang berpendidikan tinggi yang rajin membaca literatur, politik dan urusan2 spiritual. Ia juga memiliki wajah yang sangat cantik, mempesona dan kharismatik, serta kecerdasan dan kebijaksanaan yang tinggi. Tetapi, pada tahun 1276 Masehi, pada usia 16 tahun, sejarah ternyata berulang kembali. Apa yang terjadi pada Airlangga 200 tahun yang lalu polanya berulang kembali. Dunianya menjadi gila. Ia harus menyaksikan kehancuran rumahnya dan negerinya. Bahkan menyaksikan bagaimana ayahnya dibunuh oleh Jayakatwang, salah satu adipati ambisius dari Kediri.
Gāyatrī berhasil melarikan diri, dan bersembunyi di daerah hutan Dlepih, Wonogiri. Selama persembunyiannya itu, ia menjadi seorang pelayan (babu). Walau akhirnya, kakak ipar dari saudara perempuannya berhasil membebaskan dirinya ketika terjadi serangan berganda dari pasukan kerajaan Mongol pada tahun 1293 M. Tokoh pahlawan yang berhasil mengalahkan Mongol itu adalah Raden Wijaya yang kemudian menjadi raja Majapahit pertama dengan gelar Shri Kertarjasa Jayawardhana, seorang penganut Ciwa.
Gayatri diperistri olehnya, bersama empat sepupunya yg keturunan Singosari lainnya. Dari kelima orang istri tersebut, yang memberikan keturunan hanya Dara Petak dan Gayatri. Dari Dara Petak lahir Jayanagara (Dara Petak ini adalah putri Raja Melayu. Inilah sebabnya kenapa orang Malaysia merasa bertalian darah dengan Nusantara). Sedangkan dari Gayatri lahir Tribhuwanotunggadewi dan Rajadewi. Tribhuwanotunggadewi inilah yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit selanjutnya.
Mengapa ia disebut Prajnaparamita?
Seperti kita ketahui bahwa Prajna artinya adalah Kebijaksanaan, sedangkan Paramita artinya 'ke seberang melampaui' (go beyond). Jadi dengan kata lain Prajnaparamita adalah kebijaksanaan yang melampaui kebijaksanaan duniawi biasa. Dengan kata lain, kebijaksanaan Adiduniawi, atau gampangnya Kebijaksanaan Luar-biasa. Nama inilah yang dipakai untuk sutra-sutra Buddhis seperti misalnya Sutra Hati (Prajnaparamita Hrdaya Sutra; note : Hrdaya = jantung/hati) yang terkenal di seluruh dunia.
TRIBHUWANA WIJAYATUNGGADEWI
(Ratu Kencono Wungu)