Mohon tunggu...
Danz Suchamda
Danz Suchamda Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya seorang spiritualis, praktisi meditasi, penulis. Hidup ini saya pandang sebagai sebuah meditasi yang mengalir sepanjang waktu. Dan manakala kita melihat dunia dalam persepsi termurnikan, sekaligus berani telanjang terhadap apa yang ada; maka dunia ini menjadi begitu berwarna, bercahaya, bernuansa pendar, dan menguak berjuta makna yg berlapis-lapis.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

14 Sila Engaged Buddhism - Ven. Thich Nhat Hanh

23 Februari 2011   03:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Jangan mengidolakan atau terikat pada doktrin, teori, ideologi apa pun, termasuk dalam agama Buddha sendiri. Sistem-sistem pemikiran buddhis adalah alat untuk panduan/bimbingan; tidak sama dengan kebenaran absolut itu sendiri. 2. Jangan berpikir bahwa pengetahuan yang kamu peroleh sekarang adalah kebenaran absolut yang tidak dapat berubah. Hindari pikiran sempit dan terikat pada pandangan yang kamu miliki sekarang. Belajar & berlatih Ketidakmelekatan terhadap pandangan dengan tujuan membuka diri akan pandangan orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan hanya berdasarkan pengetahuan konseptual belaka. Siaplah untuk belajar dalam seluruh kehidupanmu dan mengamati realitas dalam dirimu sendiri dan dalam dunia setiap saat. 3. Jangan memaksa orang lain, termasuk anak2, dengan cara apapun, untuk mengadopsikan pandanganmu, baik berdasarkan kekuasaan, ancaman, uang, propoganda, ataupun pendidikan. Tetapi lakukanlah dengan dialog berdasarkan cinta kasih, menolong orang lain meninggalkan kefanatikan dan pikiran tertutupnya. 4. Jangan menghindar dari penderitaan atau menutup matamu pada penderitaan. Jangan kehilangan kesadaran akan adanya/kehadiran penderitaan di dalam kehidupan di dunia. Carilah cara untuk bersama dng mereka yang menderita, termasuk dng kontak personal, gambar dan suara. Dengan cara demikian, bangkitkan dirimu sendiri dan orang lain akan realitas penderitaan di dalam dunia. 5. Jangan hanya mengumpulkan kekayaan sementara berjuta2 orang menderita kelaparan. Jangan mengambil sebagai tujuan hidupmu kemasyuran, keuntungan, kekayan dan kenikmatan sensual. Hiduplah sederhana, dan bagilah waktu, energi, dan sumber material dengan mereka yang membutuhkan. 6. Jangan menyimpan kemarahan dan kebencian. Belajarlah mempenetrasikan dan mentransformasikannya saat kemarahan dan kebencian itu masih berupa bibit yang berada dalam kesadaranmu. Segera setelah mereka muncul, alihkan perhatianmu kepada nafasmu untuk melihat dan memahami sifat sejati dari kemarahanmu. 7. Jangan kehilangan dirimu karena keteralihan pada sekelilingmu. Praktekkan perhatian penuh pada nafas untuk kembali pada apa yang terjadi pada saat ini. Berhubunganlah dengan apa yang menakjubkan, menyegarkan dan menyembuhkan baik di dalam maupun di sekelilingmu. Tanamlah bibit keriangan, kedamaian, dan pemahaman dalam dirimu sendiri dng tujuan memfasilitasikan usaha mentransformasikan kedalaman dari kesadaranmu. 8. Jangan menuturkan kata2 yang membawa pertentangan dan menyebabkan komunitas menjadi terbelah. Lakukanlah semua upaya untuk mendamaikan dan menyelesaikan semua konflik, betapa pun sangat kecil sifatnya. 9. Jangan menuturkan kata2 yang tidak benar untuk kepentingan pribadi atau untuk membuat orang lain terkesan. Jangan menuturkan kata2 yang menyebabkan perpecahan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang kamu tidak tahu kepastiannya. Jangan mengkritik atau mencela hal2 yang kamu sendiri tidak tahu kepastiannya. Selalu berbicara kebenaran dan kata2 yang membangun. Beranikan diri untuk membicarakan ketidakadilan, walaupun mungkin hal tersebut dapat mengancam keselamatanmu. 10. Jangan menggunakan komunitas buddhis untuk keuntungan pribadi atau mengubah komunitas ke dalam partai politik. Komunitas keagamaan, seharusnya memposisikan dirinya dengan jelas terhadap tekanan, dan ketidakadilan dan harus berusaha keras untuk mengubah situasi tanpa terlibat dalam konflik partisan. 11. Jangan hidup dengan pekerjaan yang membahayakan manusia dan alam. Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang menghilangkan kesempatan orang lain untuk hidup. Pilihlah pekerjaan yang dapat membantu dirimu merealisasikan cita-cita idealmu akan welas asih. 12. Jangan membunuh. Jangan menyuruh orang lain membunuh. Carilah berbagai cara apapun untuk melindungi kehidupan dan menghindari peperangan. 13. Jangan menjadikan milik orang lain menjadi milikmu. Hargailah kepunyaan orang lain, tetapi hindari orang lain dari upaya mengambil keuntungan dari penderitaan manusia atau mahluk lain di dunia. 14. Jangan memperlakukan tubuhmu dengan semena2. Belajarlah untuk mengurusnya dengan baik. Jangan hanya melihat tubuhmu hanya sebagai suatu alat. Simpan energi vitalmu (seksual, nafas dan spirit) untuk realisasi "Jalan" (Untuk bhiksu dan bhiksuni). Ekspresi seksual tidak boleh dilakukan tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, senantiasa sadarlah akan penderitaan yang akan datang yang mungkin timbul. Jagalah kebahagiaan orang lain, hormati hak-hak dan komitmen orang lain. Sadar dengan penuh akan tanggung jawab dalam membawa kehidupan baru ke dalam dunia ini. Meditasikan dunia ke dalam mana kamu membawa kehidupan baru. (dari buku 'Interbeing': Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun