[Ya, udah. Semoga usaha tambak bapakmu makin sukses, Ha]
[Terima kasih, Mbak. Maafin aku ngrepotin mulu]
[Suntuy aja kale, Ha. Tugas admin kan untuk direpotin karyawan. Eh, canda. Jangan lupa kirim email surat pengunduran diri. Hak-hak kamu akan diselesaikan setelah administri selesai]
[Besuk aku datang ke pabrik, Mbak. Sekalian mau ambil barang di kost]
Juleha mengakhiri chat dengan lega. Namun, dia tetap merasa patah hati saat memutuskan resign. Menjadi perempuan yang mandiri adalah cita-cita Juleha dan sekarang dia harus berhenti di langkah pertamanya.
"Nurut sama emak, Ha. Bakalan berkah hidupmu."
"Ya, Mak. Tapi, besuk aku ke kota dulu. Urus masalah resign terus pamit sama ibu kost."
"Barang-barangmu banyak, kan? Sewa mobil aja, Ha."
"Bisa diaturlah, Mak."
Hari makin siang, Juleha membantu emak agar pekerjaan rumanhnya cepat selesai. Setelah makan siang, dia menyiapkan segala keperluan untuk dibawa ke kota besuk pagi. Rencananya, Juleha tidak akan menginap. Akan tetapi, dia meminta izin dua hari kepada emaknya untuk antisipasi jika urusannya tidak selesai dengan cepat.
Udara di pagi hari terasa sangat dingin, Juleha merapatkan jaketnya. Motor dikendarainya dengan kecepatan sedang karena tidak terburu waktu kerja.