Permen, coklat dan segala macam kue manis adalah jenis camilan kesukaan anak-anak. Apalagi dengan pelengkap es krim dan berbagai minuman instan yang sensasi manisnya menjadi favorite anak-anak.Â
Siapa yang tidak senang melihat anak-anak makan semuanya itu dengan lahap? Namun jika setiap hari dikonsumsi tanpa kontrol yang baik maka dapat berakibat buruk. Anak dapat mengalami obesitas dan beresiko diabetes.Â
Anak kami tidak mungkin terserang diabetes karena tidak ada turunan dari orang tua maupun nenek moyangnya.
Diabetes anak tidak hanya tergantung pada faktor genetik. Penyebab lainnya dapat berasal dari pola makan tidak sehat-konsumsi gula berlebih dan junk food-serta pernah memiliki riwayat terinfeksi virus sebelumnya sehingga imun tubuhnya belum kembali pulih seperti sedia kala.
Orang tua sebaiknya jangan terlalu berpatokan pada zero chance dari perspektif penyakit genetik saja. Sebagai orang tua harus selalu waspada jika anak sudah mulai obesitas, sangat menyukai hal-hal yang manis dan semakin malas beraktivitas.
Apa saja gejala diabetes anak?
Diabetes pada anak dapat ditandai dengan gejala sebagai berikut :
- Meningkatnya nafsu makan dan minum
- Sering buang air kecil bahkan mengompol
- Penurunan berat badan secara drastis
- Mengeluh pandangannya tidak jelas (goyang atau kabur)
- Mudah sekali loyo padahal tidak beraktivitas (sering mengeluh lelah)
- Perasaannya sensitif dan mudah marah
Jika anak sudah mengalami gejala seperti di atas maka mau tidak mau harus segera mendapat perawatan dari dokter. Diabetes memang tidak dapat sembuh total tapi dengan penanganan yang tepat, penderita dapat hidup layaknya orang normal. Kuncinya disiplin dalam konsumsi obat dan beralih pada pola hidup yang sehat.
Bagaimana cara mencegah diabetes pada anak?
Diabetes pada anak dapat dicegah dengan pembiasaan pola hidup sehat. Pola hidup sehat meliputi faktor makanan dan aktivitas tubuh yang baik.
Tubuh memang memerlukan gula sebagai sumber energi. Mulailah konsumsi semua hal yang mengandung gula secara tidak berlebihan. Batasi camilan anak berupa permen, coklat, kue-kue manis, junk food dan minuman manis. Membatasi bukan berarti stop sama sekali melainkan lebih pada sikap kontrol agar konsumsi tidak berlebihan setiap harinya.