Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis pernah menempuh pendidikan jurusan Fisika. Dia menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, Dongeng Semua Tentang Didu, Pantun Slenco, dan antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jarak Kasih Ibu Terpahat di Atas Nisan

8 Januari 2023   17:19 Diperbarui: 8 Januari 2023   17:26 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perihal ibu tidak pernah ada kata tamat untuk mengakhiri kisahnya. Cerita yang terus dicatat dalam otak itu bernama kenangan.

Begitu bibirnya penuh dengan kebohongan yang sempurna demi anak. Apakah itu salah? Kata-kata yang sering jauh api dari panggang terpaksa diucapkan hanya untuk menghibur sang buah hati. 

Seorang ibu rela menyakiti dirinya sendiri, rela menahan lapar, rela kedinginan bahkan rela menanggalkan harga diri demi kebahagiaan sang anak. Tidak ada pamrih dari segala pengorbanannya.

Letih, lelah dan kerepotannya akan menghadirkan lengkung sabit paling manis saat anak-anaknya sukses. 

"Itu anak saya."

Kalimat yang mungkin hanya terpatri dalam hati. Betapa keringatnya selama ini tidak sia-sia. Apalagi kalau ada kabar bahwa sang anak sudah mapan secara finansial dan spiritual. 

Bukan materi yang dikejar oleh ibu. Wanita yang telah bertaruh nyawa-beberapa puluh tahun silam saat melahirkan sang anak-hanya berharap anaknya patuh dan taat pada perintah Tuhan. Karena jika Tuhan sudah berada di hatinya maka segala sesuatu akan berjalan pasti bermuara pada kebaikan.

Seorang ibu akan tetap peduli pada anak meski mereka sudah berumah tangga. Kasihnya bak tangan malaikat yang akan mendekap setiap mereka pulang baik berbagi kebahagiaan maupun kesedihan.

Segala bentuk kasih sayang ibu pada anaknya akan terputus saat Tuhan menjemput nyawanya untuk kembali pulang ke sisi-Nya. 

Hanya doa dan doa yang dapat kita persembahkan untuknya agar Tuhan mengampuni segala dosa dan khilaf selama di dunia, mendapat tempat terindah di sisi Tuhan hingga kelak kita dapat berkumpul kembali.

Bagi saudara yang masih memiliki ibu, bahagiakan beliau sepenuhnya. Bagi saudara yang ibunya sudah berpulang, luangkan waktu untuk memanjatkan doa-doa terindah.

Selamat hari ibu. Setiap hari adalah hari spesial untuk ibu. Terima kasih.

(Al Fatihah untuk almarhumah ibu saya, Hj. Siyami)

Kebumen, 8 Januari 2022

Penulis

Danu Supriyati, S.Si

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun