Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis pernah menempuh pendidikan jurusan Fisika. Dia menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, Dongeng Semua Tentang Didu, Pantun Slenco, dan antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tahun 2023 di Antara Hujan, Tikus dan Leptospirosis

7 Januari 2023   12:17 Diperbarui: 7 Januari 2023   12:33 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masalah kesehatan menjadi perhatian yang vital. Era new life dengan kebiasaan hidup bersih nyatanya masih mengalami kebocoran di mana-mana. Corona belum sepenuhnya dapat dilumpuhkan, masyarakat sudah dihadapkan pada penyakit khas musim hujan seperti demam berdarah, diare dan juga leptospirosis.

Leptospirosis adalah salah satu penyakit yang dapat berakibat fatal pada pasien yang bersangkutan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira. Bakteri ini dapat menginfeksi hewan seperti sapi, anjing, babi maupun tikus.

Urine hewan yang terinfeksi tersebut akan menularkan pada manusia. Apalagi pada musim hujan seperti ini, urine hewan akan mudah tergenang dan tersentuh manusia. Terlebih jika terdapat luka pada manusia maka bakteri akan mudah masuk lalu menyerang kekebalan tubuh.

Tikus, banyak dijumpai di musim penghujan. Bisa dikatakan bahwa tikus ini adalah hewan perantara yang paling banyak berkontribusi pada penularan leptospirosis. 

Gejala paling awal jika terinfeksi bakteri leptospira adalah demam, sakit perut seperti serangan maag, mual, muntah, diare, nyeri otot terutama pada betis, mata kemerahan dan kulit kekuningan. Untuk gejala lebih akut dapat mengarah pada komplikasi gagal ginjal dan jantung.

Jika terdapat gejala tersebut maka segera periksakan diri ke dokter. Penanganan yang lebih cepat memiliki peluang pulih yang lebih besar. Jangan menunggu parah karena terlambat penanganannya dapat mengancam nyawa.

Pola hidup sehat tetap harus diterapkan. Menggunakan APD yang sesuai saat bersawah ataupun berkebun. Tidak menyentuh bangkai tikus (hewan lainnya) secara langsung. Dan segera cuci tangan menggunakan sabun antiseptik setelah beraktivitas. 

Sayangi diri dan keluarga mulai dari hal-hal sederhana seperti cuci tangan karena pola hidup sehat tidak bisa dilakukan secara instan. Pencegahan terhadap suatu penyakit lebih utama daripada mengobati setelah terinfeksi. Mari budayakan hidup sehat mulai dari sekarang. Terima kasih.

Kebumen, 7 Januari 2023

Penulis

Danu Supriyati, S. Si

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun