Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Danu Supriyati menerbitkan buku solo novelet Pesona Fisika, novelet Gus Ghufron, Pantun Slenco, Dongeng Semua Tentang Didu, dan Kumpulan puisi Paras Negeri dalam Puisiku. Di samping itu, karyanya tergabung dalam puluhan antologi cerpen serta puisi lainnya. Saat ini, dia aktif menulis di berbagai platform online. Baca karya-karyanya melalui https://linktr.ee/danusupriyati07.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vendor Pernikahan di Antara Kebutuhan dan Gengsi

18 Oktober 2022   12:20 Diperbarui: 18 Oktober 2022   12:24 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Vendor Pernikahan Di Antara Kebutuhan Dan Gengsi


Pernikahan adalah momen sakral yang didoakan dan diharapkan sekali seumur hidup. Setiap calon mempelai tentu memiliki cara tersendiri agar prosesi resepsi berkesan. Di kampung maupun di kota sudah jamak menggunakan jasa vendor pernikahan. Semua bisa disesuaikan dengan budget yang tersedia. Owner vendor pernikahan pun berlomba untuk pelayanan paket dari yang termurah hingga termewah dengan segala layanan maksimal. Promosi semenarik mungkin apalagi di bulan-bulan penuh hajatan agar jasanya terpakai oleh konsumen.


Menggunakan jasa vendor dalam sebuah pernikahan ada baiknya sudah sesuai kesepakatan antara kedua calon mempelai. Benar-benar memang harus dibawahi vendor atau hanya sekadar mengejar gengsi. Gengsi ini pemicunya macam-macam misalnya hasutan orang-orang terdekat agar pakai jasa vendor; daya saing sesama partner setelah mengunjungi suatu resepsi; pertaruhan harga diri agar bisa menyuguhkan resepsi terbaik untuk calon mertua, keluarga dan rekan kerjanya.


Gengsi yang lebih dominan tentu akan mempengaruhi dalam pemilihan vendor ke arah yang lebih glamor. Tidak peduli budget, saldo untuk hidup setelah resepsi, yang penting kuncup gengsi dapat mekar dan menghadirkan kebanggaan tersendiri. Gengsi akan mengikis akal sehat sehingga terkesan arogan dan biaya pun dapat membengkak dari rencana anggaran.

Lain halnya jika vendor dipilih karena benar-benar didasari kebutuhan. Keluarga yang awam tentang seluk beluk resepsi pernikahan, kesibukan mempelai sehingga tidak punya kesempatan untuk prepare secara mandiri atau keterbatasan tempat atau akses tamu undangan jika resepsi diselenggarakan di rumah. Di sini peran vendor tentu menjadi sangat dibutuhkan agar mempelai terbantu daripada sekadar mengejar gengsi semata.

Untuk mencegah hal yang buruk misalnya vendor tidak profesional dan bahkan kabur dari tanggung jawab maka dari awal harus ada komunikasi yang jelas dan perjanjian berkekuatan hukum. Kesepakatan harus deal jauh-jauh hari sebelum acara terlaksana. Apalagi bagi mempelai yang mempercayakan penuh semuanya pada vendor, harus sering-sering meeting meski dilakukan secara daring atau online. Ini pentingnya ketelitian saat memilih vendor. Jeli melihat kredibilitas vendor yang bersangkutan. Testimoni dari konsumen vendor sebelumnya tentu akan membantu mempelai menilik kualitas sang owner vendor. Satu lagi, hindari mencari jasa vendor secara mendadak apalagi di bulan-bulan penuh hajatan. Tidak menutup kemungkinan, vendor-vendor terpercaya sudah terpakai oleh konsumen yang lain. Perlu manajemen waktu jika calon mempelai ingin menggunakan jasa vendor berkualitas bagus.

Tentang bill vendor, tentu ini menjadi pembahasan krusial di antara pihak mempelai dan owner. Keterbukaan kondisi keuangan akan memudahkan pihak vendor dalam pengolahan biaya karena pekerjaan pasti didasarkan dengan kondisi uang. Pihak calon mempelai pun tidak perlu sungkan untuk mengkonsultasikan masalah biaya dengan pihak vendor. Vendor tentu memiliki alternatif lain jika paket yang disediakan tidak sesuai budget. Kejujuran tentang keuangan akan membuat pihak vendor maupun konsumen sama-sama nyaman.

Teknis untuk pembayaran setiap vendor akan memberlakukan aturan yang berbeda. Ada yang meminta uang muka terlebih dahulu, ada yang meminta dibayar separuh lalu pelunasan setelah acara, ada yang baik hati, ada yang mengharuskan dibayar penuh di muka. Jadi calon mempelai alangkah baiknya untuk tidak terburu-buru menjatuhkan pilihan ke satu vendor. Calon mempelai bisa mencari referensi berbagai vendor lengkap dengan plus dan minusnya serta track record jasanya.

Kalian yang akan menikah, pertimbangkan baik-baik tentang gaya resepsi yang akan diselenggarakan, harus menggunakan jasa vendor atau bisa dilakukan secara mandiri. Budget adalah hal utama yang perlu dipikirkan secara optimal. Resepsi terindah tentu bukan dari tingkatan gengsi glamor atau mewahnya melainkan yang nyaman sesuai situasi dan kondisi keuangan mempelai. Namun kembali lagi, apapun keputusan yang di dapat, pilihan sepenuhnya ada di tangan calon mempelai. Semoga kalian semua menjadi pasangan yang berbahagia. Terima kasih.

Kebumen, 18 Oktober 2022
Penulis : Danu Supriyati, S.Si

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun