Saya meluncur ke bawah, turun gunung. Pulang...
##
Yuli adalah teman dekat saya. Sudah seperti saudara. Saya mengenalnya, tujuh tahun silam, akhir Oktober 2007, ketika aktifitas Kelud yang memunculkan Kubah Lava. Dia asli lereng Kelud, di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri.
Ketika aktifitas Kelud memuncak, sebagai jurnalis, saya harus selalu update kondisi terkini. Saya kerap menginap di rumah Yuli yang sederhana. Tidur di kursi ruang tamunya.
Sejatinya tak ada tokoh atau sesepuh sentral di Kelud. Tidak ada juru kunci laiknya almarhum Mbah Marijan di Merapi. Ada beberapa tokoh yang setara, diantaranya Mbah Ronggo, Mbah Suparlan dan Mbah Sinto.
Mereka konon orang-orang yang punya akses dengan roh halus penguasa Kelud. Maka, Mbah Suparlan atau Mbah Lan sudah punya prediksi sendiri. Seperti diutarakan oleh Yuli, Mbah Lan meminta agar warga Kelud mewaspadai Jumat wage.
##
SIMULASI EVAKUASI
KAMIS 13 Februari 2014, langit cerah. Tak ada tanda-tanda alam apapun yang terlihat. Hanya cerita-cerita. Ada ular besar yang melintas, menyebrangi jalan.
Cerita ini diperkuat Suprapto, sahabat saya, perangkat desa yang rumahnya biasa jadi base camp rekan-rekan jurnalis peliput Kelud. "Iyo, mas. Betul. Pak Lurah yang ketemu langsung. Ulone gede," tegasnya.
Beberapa warga desa juga mengaku ada jejak-jejak harimau di halaman belakang rumahnya. Warga yakin, letusan Kelud sudah dekat.