Mohon tunggu...
Danur Estu
Danur Estu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Blogger dan Life Coach

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Passion or Money? What Should I Choose?

15 September 2014   21:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:37 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembahasan mengenai passion memang sering berujung pada uang. Buat gua gak aneh. Kita semua butuh uang. Sebenernya butuh untuk memenuhi kebutuhan kita. Kalau kebutuhan kita gak terpenuhi ya kita gak bahagia, stress, dsb. Di Islam sendiri, setiap muslim dianjurkan untuk kaya dan menjauhi kemiskinan. Hatta Syamsudin menulis di Eramuslim.com, enam alasan kenapa kita harus kaya, empat diantaranya adalah:

  1. Lebih kaya berarti lebih bisa bermanfaat bagi yang lainnya.

“Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR Baihaqi dan Ibn Asakir)

  1. Menjauhkan dari efek negatif kemiskinan.

Lukman al-Hakim yang mengingatkan anaknya tentang bahaya kemiskinan. Ia berpesan kepada anaknya, “wahai anakku, hendaklah engkau berusaha untuk mencari penghasilan yang halal, karena tidaklah seseorang itu menjadi fakir melainkan ia akan terkena tiga akibat, yaitu: tipis dalam agamanya, lemah akalnya, dan hilang kewibawaannya, dan ketahuilah yang paling buruk dari itu semua adalah: orang-orang akan meremehkannya (Mukhtasor Minhajul Qosidin)

  1. Banyak amal ibadah dan anjuran Islam memerlukan dana besar.

Contoh simpelnya, Haji. Temen-temen di kampus mungkin yang paling sering merasakan. Kalo mau ngadain training atau pelatihan pasti butuh dana yang besar kan? Umar bin Khattab memerintahkan warga syam untuk melatih anak-anak mereka tiga hal, yaitu berenang, menunggang kuda dan memanah. Untuk melatih keterampilan itu di zaman sekarang ini butuh uang kan? Berapa biayanya?

  1. Islam melarang kita meninggalkan generasi yang miskin.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS An-Nisa: 9). Untuk alasan kelima dan keenam bisa dilihat disini. Selain itu, dengan uang kita juga bisa memenuhi kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Yang jika tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, maka manusia akan jauh dari bahagia. Seperti kebutuhan makan, minum, tempat tinggal, pasangan hidup, anak-anak, aktualisasi diri, dsb. The problem is, you chase the money but are you happy now? Mungkin uang untuk kebutuhan hidup sudah kita dapatkan, bahkan berlebih tapi jauh dalam hati kita merasa ada yang kurang. Aktualisasi diri dan menjadi seperti apa yang kita inginkan. Dulu kita punya keinginan menjadi penulis dan punya impian untuk nulis novel sendiri. Dulu kita punya keinginan menjadi desainer grafis dan pengen punya agensi periklanan sendiri. Dulu kita senang mengajar anak-anak ketika menjadi aktivis dan ingin memiliki lembaga pendidikan yang memanusiakan manusia. Tapi sampai sekarang kita belum menyentuh panggilan hati tersebut lantaran kita selalu disibukkan dengan pekerjaan dan uang.

Jika pembaca disini ada yang masih ditanggung oleh orang tuanya, beruntung! Masih bisa memilih untuk terjun bebas menekuni passion atau mempersiapkan diri demi gaji besar? Tapi sebenarnya diantara pilihan tersebut ada yang kita bisa dapat dua-duanya. Yaitu pilih passion itu sendiri. Richard St. John telah mewawancarai 500 orang sukses dari profesi A-Z termasuk Bill Gates, Michael Jordan, Martha Stewart, Wade Davis, Steve Jobs, dsb. Kemudian rangkuman wawancaranya ditulis ke dalam buku yang berjudul 8 To Be Great. Salah satu hasil dari wawancaranya adalah, banyak jutawan dan miliarder yang telah diwawancarainya tidak bertujuan menjadi kaya tetapi hanya ingin mengikuti passion mereka dan melakukan apa yang mereka cintai. Berikut adalah petikan hasil wawancaranya:
  • Craig Venter (Biochemist). “Aku masuk ke dunia biologi dengan pikiran bahwa aku akan menjadi miskin selamanya. Saat uang jadi satu-satunya yang kukejar, aku tidak menghasilkan apapun. Kini, aku mengejar passion-ku, dan uang datang dengan sendirinya beberapa kali. Jangan mengejar uang.”
  • Stephen King (Penulis). “Ya, saya telah menghasilkan banyak uang dari buku-buku fiksiku, tetapi aku tidak pernah menuliskan satu kata pun di kertas dengan pikiran bahwa aku dengan ini akan mendapatkan uang. Aku melakukannya karena aku bersemangat. Aku melakukannya demi kesenangan itu semata.
  • Michael Jordan (Basketball Superstar). “Aku bermain basket karena aku mencintainya. Kebetulan saja aku dibayar.”
  • Lise Buyer (Bankir Investasi Wall Street). “Jangan serta merta memilih pekerjaan yang bergaji tinggi, karena bukan di situlah Anda akan meraih sukses. Pilihlah yang membuatmu membara. Yang membuatku beranjang dari tempat tidurku pagi-pagi adalah kecintaanku pada pekerjaanku.”
  • Matt Groening (The Simpson Maker). “Kupikir dengan melakukan apa yang anda cintai, anda akan membawa semangat dan antusiasme ke dalam pekerjaan anda, sehingga anda menjadi lebih termotivasi untuk melakukan yang terbaik, yang berarti anda semakin mungkin sukses dan mendapatkan banyak uang.”

Ya, begitulah uang mengikuti passion. Cara kerjanya seperti yang Matt Groening gambarkan. Ketika kita antusias dan cinta terhadap pekerjaan kita maka kita akan terus belajar dan belajar menghasilkan karya terbaik (masterpiece) yang dengan karya tersebut orang lain akan menghargai karya-karya kita. Kalau kata Rene Suhardono, “Great money follows great works, always!” Terus gimana buat yang udah punya tanggungan dan sekarang udah kerja? You have three options. Pertama, love what you do. Ya, cintai kerjaan kalian dan terus hasilkan yang terbaik. Anggap aja pekerjaan kita adalah sedekah yang nantinya akan diganti oleh Tuhan dengan ganti yang terbaik. Kalau menurut matematika sedekahnya Yusuf Mansur 1 dibalas 10. Dibalasnya gimana, Allah yang tentuin. “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.” (At Taubah: 105) Kedua, quit and do what you love! Be a full time worker on your own world, own enterprise. Ini buat yang ngerasa kerja 10 jam di luar rumah (8 jam kantoran dan 2 jam di jalan bolak balik) masih kurang puas dan pengen bergelut dengan apa yang mereka cintai. Merry Riana bekerja 14 jam sehari sebagai financial consultant sebelum akhirnya media nasional Singapura, “The Strait Times” memuat artikel tentang dirinya dengan judul “Dia mencapai satu juta dolar pertamanya hanya di usia 26”. Ketiga, love what you do and do what you love in your leisure time. Ini buat yang tanggung jawabnya gak bisa ditinggal gitu aja (Punya adek 11, kuliah semua lagi) tapi masih pengen menggeluti apa yang mereka cintai. Albert Einstein adalah salah satu contoh yang baik tentang ini. Setelah tidak mendapatkan kesempatan mengajar di University of Zurich dengan bantuan temannya akhirnya ia mendapatkan pekerjaan di kantor paten di Bern sebagai asisten pemeriksa paten. Tanggung jawabnya adalah mengevaluasi pendaftaran paten yang masuk ke kantor tersebut. Di waktu senggang pada periode inilah ia bergelut dengan passion-nya di bidang fisika (menulis dan berdiskusi) dan menghasilkan empat tulisan yang membuat dia dikenal dalam dunia akademik yaitu efek fotoelektrik, gerak brownian, relativitas khusus serta persamaan masa dan energi. Well, akhirnya semuanya kembali ke kita. Jika bingung dengan apa yang harus lo lakukan setelah ini. Gua seneng untuk membantu pembaca untuk menemukan passion dan merancang rencana hidup yang ideal sesuai dengan prinsip dan values yang pembaca adopsi. Gua bisa dihubungi melalui halaman iniDan jangan lupa untuk subscribe di blog gua biar dapet artikel inspiratif lainnya. Gimana caranya? Langsung aja kesini. Talk to you soon. Danur

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."

QS. Ar Ra’d: 11

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun