Mohon tunggu...
Danur Estu
Danur Estu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Blogger dan Life Coach

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Abaikan 6 Hal Ini Jika Ingin Masuk Kuliah yang Biasa-biasa Saja

8 September 2014   19:45 Diperbarui: 4 April 2017   17:12 3835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410155060784671438

Biasa-biasa aja? Emang yang kuliah yang biasa-biasa aja yang gimana? Buat gua, kuliah yang biasa-biasa aja adalah kuliah yang ketika ditanya, “gimana tadi kelasnya?”. Jawabnya “Ya, gitu deh.” Atau pas ditanya “gimana kuliahnya?” (ini menanyakan aktivitas keseluruhan kita sebagai mahasiswa). Dan jawabnya, “biasa-biasa aja.”

Jawaban seperti ini sebenernya banyak faktor. Pertama karena lo emang gak suka sama mata kuliahnya (secara khusus). Bisa jadi lo seneng sama mata kuliah fotografi tapi lo jenuh kalo udah masuk metodologi penelitian. Kedua lo gak suka sama ilmu-ilmu di jurusannya. Ini biasanya karena nyemplung masuk situ. Emang gegara dia gak dapet jurusan yang dia pengen waktu seleksi atau emang dia “dijorokin” sama orang tuanya buat masuk situ. Situ mana? Situ Gintung! (ya, ya) Situ Babakan! (bisa jadi, bisa jadi) Situbondo! (bukan-bukan) Situ yang ngerebut hati akyuh! (...)

Ketiga, (lanjut lagi) ada hal lain yang dikejar sehingga mengalihkan dunia ini orang. Bagus sih, ngejar cita-citanya (biasanya begitu) tapi sayang aja kuliahnya. Terbengkalai. Kasian kalo orang tuanya yang biayain. Udah gitu masih punya adek kecil-kecil jumlahnya sebelas. Makannya nasi jagung, lalapnya lalap kangkung. Perihatin pokoknya.

Keempat, karena iklim akademik dan birokrasi yang suka menyulitkan mahasiswa. Salah satu contohnya kayak beasiswa turun lambat. Ini yang bikin mahasiswa kosan sering galau. Tinggal jauh dari orang tua, ngerantau ceritanya. Kuliah di Jakarta, orang tuanya di New York.

Karena itu, sebelum bertemu dengan hal-hal yang diatas. Ada baiknya buat lo yang mau masuk kuliah (calon mahasiswa baru), mempertimbangkan 5 hal ini sebelum memilih tempat kuliah.

Passion dan Tujuan hidup

Ini adalah hal penting yang harus lo ketahui. Passion ini bukan tentang gaya berpakaian biar keliatan modis. Itu fashion. Beda! Kecuali kalo lo orang sunda yang susah ngebedain ef sama ep, nah itu bisa jadi sama.

Kenapa penting? Karena passion ini adalah energi yang membuat lo betah ketika menjalani perkuliahan nanti. Buat lo yang sekarang belajar di sekolah kejuruan mungkin udah ngerasain, “gua kayaknya gak terlalu suka sama pelajaran-pelajaran di jurusan gua sekarang.”

Waktu gua jalan kemaren ke SMK 26 Jakarta dan ketemu sama anak-anak ekskul Pusat Informasi dan Konseling (PIK 26), disitu gua tanya ada gak yang masuk jurusan bukan sesuai niat awal, 5 dari 11 orang yang ada disitu mengangkat tangan mereka. Ada yang bilang dulunya mau Akuntansi karena seneng berhitung malah masuk Teknik Permesinan. Ada yang bilang dulu mau masuk jurusan yang kaitannya sama pariwisata karena seneng jalan-jalan malah masuk Komputer Jaringan, dsb. Tapi pas gua tanya mereka nyesel gak setelah setahun dua tahun belajar disitu? Alhamdulillahnya semua ngaku gak ada, mereka enjoy sama jurusan yang sekarang. Meskipun satu dua orang masih pengen kejar jurusan impiannya setelah lulus dari sekolah itu.

Itu masih mending, gua punya temen baru lulus dari jurusan Kimia UNJ. Punya IPK 3.19 dan sekarang sedang mencari kerja. Pas gua tanya, apa sih kendalanya yang bikin lo sering ngulang mata kuliah sampe punya IPK segitu. “Karena gua gak suka sama kimia. Ibarat kata, dapet nilai C di mata kuliah kimia analitik, kimia organik, dkk. aja udah alhamdulillah” jawab temen gua. Pas gua tanya emang lo sukanya apa? Dia masih belum tau dan masih mencoba mencari apa passionnya. Gua doain semoga cepet ketemu passionnya dan bisa berkarir sesuai apa yang dia senangi.

Hal yang paling dasar ngomongin soal Passion adalah “Apa Passion lo?”. Passion adalah sesuatu yang membuat lo senang beraktivitas. Lo pernah ngelakuin sesuatu berulang kali tapi lo seneng aja gitu, gak ada rasa jenuh? Bertemu dengan hal yang sama tiap hari dan lo ngerasa bahagia. Bahkan kalo lo mesti keluarin biaya, lo seneng aja ngeluarin duit buat itu. Nah itu passion.

Misal lo seneng sama photoshop. Tiap hari berkutat sama photoshop, lo berkreasi dengan software itu dan menghasilkan sesuatu yang baru setiap harinya. Bahkan sampe lupa waktu, lupa makan, yang ngingetin bukan Gita Gutawa tapi malah Emak kita. “Dul, makan! Kalo kagak, gua banting tu sotosop!”. Pernah begitu?

Gua saran, lo ada baiknya ngerenung. Serius. Lo bisa jalan-jalan keluar terus cari apa yang bikin lo bahagia buat ngebahas itu. Tanya sama temen-temen lo, hal tentang apa yang bikin lo bahagia kalo cerita atau beraktivitas sama mereka. Bisa juga ke toko buku kemudian cari jenis buku apa yang bikin lo pengen beli buku itu. Banyak cara.

Nah, disini gua akan share, pertanyaan-pertanyaan dasar yang membantu lo buat tau apa passion lo sebenernya. Thanks for Pak Hirmana yang menyajikan pertanyaan ini di salah satu mata kuliah jurusan gua. Jawab pertanyaan ini dengan perenungan kalo perlu bertapa di gunung. Tulis hasilnya di selembar kertas biar lo bisa liat lagi, bener gak ini passion lo?

1.Hal-hal apa aja yang bikin lo ngerasa mudah, cepat dan senang memulainya (terlepas dari keadaan lo yang mungkin sedang bokek, galau, sakit, dsb.)

2.Hal-hal apa aja yang bikin lo ngerasa paling mudah dan cepat menyelesaikan apa yang lo udah mulai tadi? (Catatan: Kadang kita gak menyelesaikan apa yang kita udah mulai. Bila passion yang kita mulai, biasanya kita akan mudah, cepat, senang dan sebaik mungkin menyelesaikannya)

3.Hal-hal apa yang bikin lo senang berbagi, berguru kepada orang lain (meskipun mungkin lo lagi bokek, galau, sakit dan gak dibayar pulak)?

4.Hal-hal apa yang lo selalu ngerasa kurang, ingin meningkatkan kualitas diri, belajar (meskipun lo mungkin lagi bokek dan biaya belajarnya mahal)?

5.Hal-hal apa yang lo selalu senang mengulang-ulang melakukannya dan dengan berbagai variasi kreatif tanpa bosan mengeksplorasinya (lagi-lagi meskipun lo bokek, galau sakit dsb. Bahkan bila ada orang terdekat lo yang ngelarang atau gak setuju sekalipun?

Orang-orang besar atau sukses seringkali mengikuti passionnya mereka, bukan uangnya. Gak percaya? Lo baca deh bukunya Richard St. John yang judulnya “8 to be Great” (kalo terjemahan Indonesianya, 8 Sifat Untuk Sukses). Dia udah wawancara 500 orang sukses di dunia selama sepuluh tahun termasuk Bill Gates, Steve Jobs, Martha Stewart, JK. Rowling dan Michael Jordan. Dan hasilnya ditulis kedalam buku itu. Bab 1 nya? Passion.

Masih belom yakin kalo passion ngaruh buat kesuksesan sesorang? Nih, kata-kata inspiratif mereka mengenai passion:

Christiano Ronaldo (CR7). Pemain Sepakbola Profesional.

“Saya selalu ingin bermain. Saya senang bermain (bola) karena sepak bola adalah pekerjaan dan juga passion saya. Terlepas dari motivasi pribadi saya, fakta bahwa saya senang dalam setiap game membuat saya selalu dalam kondisi terbaik. Saya selalu ingin berkembang, mencapai tujuan saya, dan tidak ingin kalah. Tidak mudah untuk bermain secara konsisten, tapi kekuatan dan passion saya selalu membantu saya memberikan yang terbaik setiap hari.”

http://www.marca.com/2014/04/20/en/football/real_madrid/1398014117.html

Arief Whidiyasa. CEO Agate Studio.

“Sejak TK 0 kecil sudahmaengame karenadibeliinorang tua nintendo, sejak itu nampaknya sudah super sukamaengame. Bisa dibilang sepertiga sampai setengah waktu saya dipakai untuk game (tidur udahincluded, berarti sehari bisa 8 sampai 12 jam). Uniknya mungkin nampaknya saya memang sudah ber-passiondidevelopmentgame dari kecil, dari kecil sudah sangat suka bikin komik, bikin game pake kertas, bahkan sewaktu keluar RPG Maker saya bisa berhari-hari di depan game itu.”

http://tekno.kompas.com/read/2011/12/15/08060147/ceo.agate.studio.pilih.quotdrop.outquot.demi.game

Oprah Winfrey. Pemilik Media Amerika dan Presenter.

“Passion adalah energi. Rasakan power yang muncul dari memfokuskan diri pada apa yang membuatmu bahagia.”

“Tes dirimu apakah kamu benar-benar mengikuti passionmu dengan bertanya, ‘apakah kamu rela melakukan pekerjaan kamu sekarang meskipun kamu tidak dibayar?’”

Dari pertanyaan itu Oprah menjawabnya dengan, “Saya akan lakukan pekerjaan ini, dan mencari pekerjaan sampingan lain hanya untuk berjaga-jaga jika memang tidak ada yang mau membayar saya.”

http://www.evancarmichael.com/Famous-Entrepreneurs/514/Lesson-5-Find-Your-Passion.html

Setelah lo menentukan passion lo apa, yang paling penting selanjutnya adalah lo mau jadi apa? Atau lo mau diingat sebagai apa? Kalo udah ngomongin soal diingat sebagai apa pasti lo pengennya diingat hal-hal yang positifnya kan? Ahli dalam hal positif.

Misalnya lo seorang gamer. Gamer biasanya menghabiskan uang banyak, maen curang (kalo pake cheat), gak manfaat, dsb. Nah terus gimana biar manfaat? Yah lo bisa jadi reviewer game, macem pewdiepie yang terkenal di youtube. Game maker kayak Arief, Founder Agate Studio atau game tester, macem Kirito di Sword Art Online. (Yang ini salah fokus).

Diingat sebagai apa ini adalah image yang akan terus melekat dalam diri kita bahkan ketika kita tutup usia. Ada orang yang diingat hal jeleknya ada yang diingat hal baiknya. Ada juga yang karena kebaikannya atau manfaatnya meskipun orang ini udah wafat, dia tetap diingat sebagai bagian dari sejarah. Contohnya Soekarno, Hatta, Sunan Fatahillah, Steve Jobs, Thomas A. Edison, dsb.

Kadang, orang suka berubah-ubah minatnya seiring perjalanan waktu. Yang cewek, kecil mau jadi dokter, gedenya gara-gara salah pergaulan jadi cabe-cabean. Ini jangan ditiru. Biar lo tetep lengket sama passion lo, makanya lo mesti mikirin kira-kira dengan passion-lo lo akan bermanfaat buat orang banyak dalam hal apa. Lo suka gambar? Lo bisa jadi arsitek, desainer fashion, pelukis atau komikus.

Dari situ lo mulai dari hal yang kecil, sharing apa yang lo tau tentang bidang yang lo senangi melalui blog atau media online yang lainnya. Ketika ada orang ngerasa lo bermanfaat mereka akan bertanya atau konsultasi sama lo tentang apa yang udah lo bagi. Kalo lo gak tau, akhirnya lo terpaksa juga kan untuk cari tau lebih banyak? Lo cari tau, sharing, ada pertanyaan, cari tau lagi, sharing, ada pertanyaan dan begitu seterusnya sampe kiamat.

Jadi, menentukan masa depan lo salah satu caranya adalah dengan bertanya, “gua mau diingat sebagai apa?”. Nah jawabannya bisa dikatakan cita-cita atau tujuan hidup lo.

Penentuan Tempat Kuliah

Udah ketemu passion sama tujuan hidup lo. Kalo lo mau kuliah pasti sekarang udah kebayangkan lo mau ambil jurusan apa? Cari dah yang nyambung. Yang kira-kira ngebantu lo buat menjadi apa yang lo pengen.

“Terus gimana kalo yang gua suka ternyata gak ada jurusannya? Kayak silat atau fotografi? Mana gua udah disuruh lanjut kuliah sama emak babe gua”. Santai aja, lo ga mesti buka jurusan sendiri kok. Di kampus, banyak organisasi atau komunitas mahasiswa yang ngedukung minat lo. Macem ekskul gitu dah. Nah lo bisa ngembangin minat dan bakat lo dengan ikut organisasi atau komunitas tersebut. Cari sesuatu yang kira-kira bikin lo betah di kampus atau semangat buat kuliah.

“Terus gua mesti pilih jurusan apa?”. Nah ini, jurusan yang lo ambil ini seperti yang gua bilang harus ada kaitannya dengan tujuan hidup lo meskipun gak memberikan ilmu mengenai minat lo secara langsung.

Gua punya temen namanya Melisa, dia udah nge-dance dari SD dan kesibukan dia sekarang ngelatih dance anak-anak SMA di Jakarta, salah satunya SMA 8 Jakarta. Kemudian dia ambil Teknologi Pendidikan (TP) UNJ. Sekilas aja, teknologi pendidikan ini ilmu-ilmunya ngebantu kita buat memfasilitasi belajar peserta didik. Ngerancang gimana caranya agar si peserta didik ini seneng dan memahami apa yang dia pelajari. Melisa ini menurut gua pas dalam “mengawinkan” antara passion-nya dia dengan ilmu-ilmu jurusannya dia. Kenapa? Dengan ilmu-ilmu ini dia jadi bisa nyiapin metode yang pas buat ngelatih dance ke ade-adeannya dia.

Menurut gua, yang pertama harus lo tentuin adalah jurusan yang lo pengen. Penentuan jurusan ini bisa dengan konsultasi ke guru BK di sekolah lo atau dengan browsing. Setelah penentuan jurusan, maka yang lo cari tau selanjutnya adalah jurusan yang lo mau ada di universitas mana aja. Gua dulu seneng  gambar (nah ketauan kan) dan gua mau ngembangin bakat gua melalui pendidikan di Desain Komunikasi Visual (DKV). Pas gua cari di internet ternyata ada beberapa kampus di Indonesia yang punya jurusan DKV, contohnya yang gua tau saat itu adalah Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, dan Universitas Trisakti. (Tapi takdir bilang gua gak usah gaya-gayaan, gua pantesnya di TP UNJ).

Dari data universitas yang lo dapet, lo bisa pilih dari pilihan tersebut mana yang terbaik. Dari segi akreditasi, iklim akademik, biaya, jarak dari rumah ke kampus, dsb. Kemudian timbang baik dan buruknya. Tentunya ini harus diskusi sama orang lain, terutama orang tua. Apalagi jika mereka yang membiayai kuliah lo.

Rehat Sejenak

Kenapa gua mengawali artikel ini dengan passion dan tujuan hidup? Karena gua dulu waktu masih jadi siswa SMK tingkat akhir dan pengen lanjut kuliah. Gua bertanya-tanya kuliah buat apa? Kenapa gua ngotot banget buat kuliah? (sampe harus berantem sama orang tua gua). Kenapa gua harus pilih jurusan ini? Gua sempet nanya ke guru les waktu itu, “kuliah itu buat kerja atau buat nyari ilmu?”. Guru itu ngejelasin tapi masih ada yang ngeganjel dipikiran gua. Sekarang ketika gua kembali ke masa itu dan gua nanya sama diri gua sendiri kuliah buat apa? Gua bisa jawab, kuliah buat bantu ngembangin passion atau minat gua dan bantu gua buat capai cita-cita gua.

Masalah jurusan yang lo pilih ternyata gak keren atau universitas lo ternyata kalah pamor dibandingkan universitas lain, gak masalah buat gua (ya iyalah kan yang mau kuliah lo). Selama standar pendidikannya masih bagus (akreditasi A atau B), pilih aja (kalo bisa sih A). Sukses lo gak ditentuin dari label jurusan atau universitas kok. Setelah lo kuliah nanti, lo bisa kembangin diri dan sukses dengan cara lo sendiri.

Iklim Akademik

Setelah menentukan jurusan dan universitas, salah satu pertimbangan penting lainnya adalah iklim akademiknya. Maksud gua disini adalah semacem gimana sih kualitas akademiknya? Bagus gak? Lo gak pengen kan, lo udah ngebet banget masuk seni musik ternyata dosennya jarang masuk. Udah gitu, lulusnya yang harusnya paling cepet tujuh semester tapi ini paling cepet sembilan semester. Emang ada? Ada. Jangan tanya kenapa, nanti gua curhat sampe bikin tulisan jadi buku tebel kayak kitab.

Gimana cara taunya? Lo bisa searching online mengenai info akreditasi jurusan yang lo tuju. Bisa dateng ke kampusnya kemudian minta booklet atau brosur mengenai kampusnya atau tanya ke petugas kampusnya. Staf kantorannya ya, bukan tukang sapunya. Tapi kalo ada kakak kelas yang kuliah di universitas atau jurusan yang lo pengen ya tinggal tanya aja. Gak cuma info akreditasinya tanya juga rata-rata lulusan berapa tahun? Paling cepet berapa tahun? Rata-rata pendidikan S1 paling cepet ditempuh 3.5 tahun. Ada gak yang setahun? Ada, drop out.

Abis itu lo bisa cari tau tentang informasi beasiswa yang tersedia. Kalo lo mau, lo bisa dateng ke kampus tujuan lo, mampir ke sekretariat mahasiswanya atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terus tanya beasiswa yang tersedia apa aja? Memungkinkan untuk dapet di semester pertama ga? Gimana caranya? Kalo lagi ketemu senior berhati malaikat pasti lo dibantu kok nanti, tinggal minta kontaknya aja. Jangan dimodus. Apalagi kalo modusin yang sesama jenis.

Touring juga di kampus tujuan. Cari info, organisasi atau komunitas mahasiswa apa aja yang ada. Kampus biasanya punya puluhan organisasi dan komunitas untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswanya. Pilih yang sesuai. Seneng ngedaki gunung, ikut Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam). Seneng foto-foto sama ngalungin DSLR, ikut komunitas fotografi. Seneng kegiatan sosial dan pengen aktif di organisasi, ikut BEM. Seneng bonceng bertiga sore-sore? Yang kayak gitu gak ada.

Kalo nekat, lo bisa ikut kuliah juga (macem imigran gelap) biar lo gak kaget dan antisipasi kalo emang gak sesuai sama harapan lo. Lo bisa tiru caranya temen Melisa. Temennya Melisa ini bukan mahasiswa UNJ. Gua gak ngerti temennya ini maksudnya apa. Katanya sih cuma pengen maen doang. Maen ke kelas gua dan ikut kuliah juga. Duduk di belakang bareng sama Melisa dan selamet sampe akhir kuliah. Emejing banget kan?

Pintu Masuk Mahasiswa Baru

Udah yakin sama jurusan dan universitas yang lo tuju? Yang berikutnya lo mesti tau proses penerimaan mahasiswa barunya. Perguruan tinggi itu buka beberapa pintu masuk buat lulusan SMA yang mau nerusin pendidikan. Jamannya gua ada PMDK, SNMPTN sama UMB. Belom lagi yang mandiri UNJ ada Penmaba , ITB ada USM, UI ada juga tapi gua lupa namanya apa. (Anak UI jangan marah, guanya aja kurang gahol)

Itu kalo yang negeri. Kalo yang swasta biasanya mereka ngadain saringan masuk mandiri. Tinggal lo cari tau aja dah lewat situs, dateng ke kampusnya atau nanya ke senior lo yang kuliah disitu.

Info-info yang mesti lo gali antara lain:

·Waktu pendaftaran ujian

·Waktu ujian

·Pengumuman hasil ujian

·Bidang studi atau bahan yang diujikan

·Biaya-biaya ujian dan kalo ada biaya masuk kuliah melalui tes itu.

Kalo lo punya uang lebih, lo bisa ikut bimbel. Bimbel ini ngebantu buat memantapkan lo biar lolos ujian masuk. Lo bakal ketemu sama siswa lain yang emang pengen kuliah juga. Jadi diskusi mengenai kampus tujuan itu sering banget dan persaingan buat jadi yang terbaik keliatan banget. Selain itu juga, informasi-informasi mengenai kampus tujuan yang lo butuhin dan proses ujiannya gampang banget didapet. Ngampar gitu. Ibarat duit yang dilempar-lempar. Keren kan? (Gak keren sih kalo duitnya koinan)

Gak cuma itu aja, di bimbel kan sering ngadain try out dan biasanya tiap bimbel punya sistem passing grade sendiri untuk jurusan-jurusan di kampus negeri Indonesia. Dari nilai yang keluar setelah try out, lo bisa takar-takar dah kira-kira jurusan yang lo idam-idamkan masih bisa realistis gak untuk lo capai.

Biaya-biaya

Ini penting banget. Setelah lo membekali info dengan beasiswa yang tersedia, biaya ujian dan biaya bimbel (pilihan aja ini mah bisa ikut bisa enggak), maka lo mesti ngitung biaya-biaya. Biaya apa? Selain biaya yang tadi, minimal lo mesti ngitung:

1.Biaya pendidikan (kayak biaya masuk, biaya semesteran, biaya per sks (kalo ada), biaya praktek, biaya ujian, dsb.)

2.Biaya akomodasi (ongkos, kos atau kontrak, makan atau jajan, dsb.)

Kalo lo orang kaya yang kalo ke warung tetangga aja pake jetpack, mungkin gak masalah. Tapi kalo bukan, lo bisa cari kemungkinan-kemungkinan yang bisa nutup biaya-biaya tersebut seperti beasiswa, pengajuan keringanan, atau kerja sampingan. Atau kalo emang masih gak nutup, lo bisa cari kampus lain yang bisa meminimalisir pengeluaran. Entah untuk biaya pendidikan atau biaya akomodasi. Setelah lo yakin bahwa kondisi ekonomi lo atau keluarga lo bisa menutup pengeluaran-pengeluaran tersebut baru lah lo masuk ke tahap selanjutnya.

Izin Orang Tua dan Ridho Tuhan.

Bagian ini adalah bagian penting. Bagian negosiasi dengan orang tua. Kenapa penting? Karena bisa jadi orang tua kita memiliki rencana tersendiri untuk masa depan kita. Kita sebagai anak ingin jadi anak yang berbakti kan dengan orang tua? Ridho Tuhan kan dari izin orang tua juga.

Emang mesti banget negosiasi ya? Ya negosiasi ini sebenernya kalo orang tua lo gak setuju sama yang lo mau tapi lo kepengen buat terus lanjut sama rencana lo. Tujuan negosiasi ini sebenernya bukan nyari siapa yang menang. Tapi bikin dua-duanya menang. Lo sama orang tua lo sama-sama puas, sama-sama seneng. Kalo emang orang tua lo sejalan sama lo, selamat!

Negosiasi? Serem amat. Oke kalo gitu kita ganti istilah negosiasi jadi omong-omong tamvhan.

Sebelum ke bagian ini makanya penting banget buat tau seluk beluk kampus dan juga prospek kedepannya serta masa depan yang kita inginkan. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, pertanyaan-pertanyaan orang tua bisa dijawab dengan mudah yang akan melancarkan proses omong-omong tamvhan.

Dari pengalaman gua dan cerita temen-temen gua biasanya orang tua menanyakan hal-hal berikut:

·Kuliah disitu mau jadi apa? (Prospek ke depannya seperti apa?)

Jawab dengan passion dan cita-cita kita. Cari tua juga informasi mengenai orang sukses yang sesuai dengan bidang yang akan kita tekuni di perguruan tinggi.

·Bagus gak? (ini maksudnya nanyain kualitas kampus dan jurusan yang kita tuju)

Jawab seadanya. Mulai dari akreditasi kampus, akreditasi jurusan dan suasana perkuliahan (dari cerita dan pengalaman nekat yang gua saranin tadi). Ceritain juga tentang kisah sukses alumninya dan lama waktu untuk menyelesaikan kuliah.

·Berapa biayanya?

Lagi-lagi jawab seadanya dengan gaya bicara dan intonasi yang disesuaikan dengan karakter orang tua lo. Masalah biaya ini agak sensitif, beberapa orang tua mungkin ada yang shock, pingsan atau bahkan koma berbulan-bulan.

Kalo emang mereka agak keberatan, berikan solusi yang bisa lo tawarkan. Apakah dengan beasiswa, pengajuan keringanan karena kurang mampu atau prestasi, atau keinginan untuk kerja sampingan. Jika memang masih keberatan, tawarkan alternatif solusi dengan biaya kuliah di kampus lain.

·Lo yakin (dengan bahasa lain, kamu yakin?)

Meskipun pertanyaan ini jarang muncul. Orang tua butuh diyakinkan mengenai keinginan kita. Bisa jadi pertanyaan ini muncul karena orang tua memiliki pengalaman yang tidak enak dengan kita. Kita yang tidak konsisten atau komitmen terhadap suatu hal. Makanya sebelum sampai ke proses ke tahap negosiasi kita mesti pintar mengambil hati orang tua atau membuat orang tua percaya terhadap kita. Caranya gimana? Dengan bercerita proses perenungan kita sampai cari tahu langsung di internet atau kunjungan ke kampus tujuan bisa jadi modal untuk meyakinkan orang tua kita. Selebihnya, lo yang paling tau.

Dan yang paling penting adalah dengan meminta ridho Tuhan agar rencana kita diberkahi dan diberi kelancaran. Berdoa semoga apa yang kita lakukan adalah memang yang terbaik untuk kita. Hal ini harus dilakukan di awal, proses dan di akhir dari tahap-tahap di atas. Semoga memang keinginan kita adalah rencana terbaik Tuhan untuk kita.

Doa begini, “Ya Allah, kalo emang jurusan yang saya pengen adalah terbaik buat saya maka dekatkanlah. Kalo enggak berikanlah kesabaran kepada saya buat nerima semuanya. Tapi kalo bisa ya usahain ya Allah.”

Becanda amat doanya? Ya kagak becanda juga sih. Kalo emang lo mau diusahain sama Tuhan buat masuk ke jurusan dan perguruan tinggi yang lo idam-idamkan makanya lo mesti usaha juga. Mantesin diri lah. Lo pantes gak masuk situ? Ngarep masuk kedokteran tapi ke sekolah ileran. Mana ada dokter ileran? Dokter mah biasanya cakep, rapi, ganteng. Yang cewek anggun, cantik, imut. Cocok deh sama gua.

Kalo ngomongin mantesin diri, ini bisa jadi topik yang seru buat dibahas. Lain kali insya Allah gua tulis gimana caranya mantesin diri sama impian lo. Biar lo gak ketinggalan info, gua saran lo langganan artikel di blog gua disini (http://www.danurosda.com/free-updates/). Kalo lo butuh temen diskusi, lo bisa menghubungi kontak email yang ada di blog gua (http://www.danurosda.com/contact/).

Oke bang, gua udah baca artikel lo barusan terus gua mesti apa? Nah, gua sekarang sedang menyiapkan panduan yang insya Allah memudahkan lo untuk menentukan tempat kuliah. Makanya lo kudu langganan di blog gua. Gratis kok. Jadi kalo panduannya udah launch, lo bisa dapet pemberitauannya.

Nah buat pembaca yang emang udah ngerasain bangku kuliah, gua mohon bisa berbagi pengalaman kira-kira hal apa yang harus dipertimbangin sebelum masuk kuliah melalui komen dibawah. Semoga cerita atau pengalaman lo bisa menginspirasi adek-adek (jiyailah ade-adean) kita biar tepat dalam menentukan tempat kuliah di masa depan. Yang paling inspiratif, gua harap nanti lo bisa berbagi pengalaman lebih lanjut di blog gua ya.

Jika emang artikel ini bermanfaat, tolong share ke temen-temen yang akan membutuhkan artikel ini. Semoga ini bisa jadi amal sendiri buat lo pada.

Talk to you soon. Danur.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun