Mohon tunggu...
danu novrianto
danu novrianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi saya memancing, saya suka film horror

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Retorika dan Dakwah Itu Berhubungan

14 Juni 2024   22:19 Diperbarui: 14 Juni 2024   22:38 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dok.Pribadi

Oleh: Syamsul Yakin dan Danu Novrianto

Dosen dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika dan dakwah memiliki hubungan yang erat. Retorika adalah seni berbicara, sedangkan dakwah adalah tindakan mengajak orang lain melalui komunikasi. Dakwah yang disampaikan dengan bahasa yang indah dapat memikat pendengarnya, yang dikenal sebagai dakwah billisan. Retorika mencakup komunikasi verbal, baik lisan maupun tulisan. Dalam konteks dakwah, ini mencakup dakwah billisan (dengan berbicara) dan dakwah bilkitabah (dengan tulisan). Dakwah tidak hanya dilakukan melalui berbicara, tetapi juga melalui tulisan.

Selain itu, retorika juga melibatkan komunikasi nonverbal, baik secara tatap muka langsung maupun secara virtual. Dalam dakwah, ini dikenal sebagai dakwah bilhal, yang dapat dilakukan secara online maupun offline. Retorika mencakup penggunaan bahasa tubuh dan gerakan untuk berkomunikasi, yang dalam dakwah berarti menyampaikan keteladanan atau menjadi role model.

Seperti halnya retorika yang berkembang dari seni berbicara menjadi ilmu berbicara, dakwah juga berkembang dari aktivitas keagamaan menjadi kajian agama yang mendalam. Retorika awalnya adalah warisan budaya yang kemudian berkembang menjadi ilmu yang sistematis, logis, dan dapat diverifikasi, demikian pula dakwah yang berkembang menjadi ilmu dakwah.

Tujuan retorika adalah untuk menyampaikan pesan secara informatif, persuasif, dan rekreatif. Demikian juga pesan dakwah yang mencakup akidah, syariat, dan akhlak dapat disampaikan dengan cara yang informatif, persuasif, dan rekreatif. Bahkan, pada titik tertentu, tujuan retorika dan dakwah sama-sama bersifat edukatif.

Dalam konteks tujuan persuasif retorika, dakwah menggunakan metode seperti bilhikmah, ceramah, dan diskusi yang harus disampaikan dengan kelembutan.

Dalam pengembangan retorika, penggunaan bahasa baku yang didasarkan pada data dan riset sangat penting, dan syarat yang sama berlaku untuk dakwah, baik dakwah billisan, bilkitabah, maupun bilhal. Hal ini menjadi semakin relevan karena mad'u semakin kritis dan rasional.

Dalam retorika, Aristoteles memperkenalkan konsep pathos, logos, dan ethos. Para dai juga harus menguasai ketiganya, baik dari segi intelektual maupun spiritual. Namun, dalam konteks pathos, ekspresi emosi seperti kesedihan atau kegembiraan dari para dai bukan sekadar retorika.

Dalam berdakwah, penguasaan retorika verbal dan nonverbal sangat penting. Sebaliknya, dalam retorika juga sebaiknya terdapat muatan dakwah, termasuk akidah, syariah, dan akhlak. Dakwah tanpa retorika akan lemah, dan retorika tanpa muatan dakwah akan menjadi tidak berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun