Ruang lingkup dakwah juga mencakup unsur-unsur dakwah. Ada enam unsur dakwah yang saling terkait satu sama lain. Unsur pertama adalah dai, yang harus cerdas secara intelektual dan spiritual. Seorang dai tidak hanya pandai berbicara tetapi juga harus menjadi teladan bagi mad'u. Dai berbeda dengan orator dan motivator, karena dai membawa misi suci untuk mengajak manusia berbuat baik dan menjauhi dosa.
Unsur kedua adalah mad'u atau objek dakwah, yang juga disebut mitra dakwah bagi dai. Mad'u dapat berasal dari berbagai lapisan sosial, termasuk kelas atas, menengah, dan bawah.
Unsur ketiga adalah materi dakwah atau maddah, yang secara umum mencakup akidah, syariah, dan akhlak. Materi ini diambil dari al-Qur'an dan hadits Nabi, serta karya para ulama baik dari masa klasik, pertengahan, maupun kontemporer.
Unsur keempat adalah media dakwah, yang terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Dahulu, ada media dakwah tradisional, kemudian muncul media lama, dan saat ini ada media baru.
Unsur kelima adalah metode dakwah, yang digunakan untuk menentukan cara atau jalan yang tepat agar tujuan dakwah dapat sampai kepada mad'u yang beragam. Tiga metode dakwah yang terkenal adalah bilhikmah, ceramah, dan diskusi.
Unsur keenam adalah efek atau pengaruh dakwah. Secara sederhana, efek dakwah adalah hasil yang dicapai dari dakwah yang disampaikan dengan teknik, metode, strategi, dan pendekatan tertentu.
Ruang lingkup dakwah juga mencakup pendekatan, strategi, metode, dan teknik dakwah. Pendekatan dakwah adalah cara memahami masalah, misalnya masalah sosial, budaya, atau agama.
Strategi dakwah berkaitan dengan perencanaan dakwah yang dirancang, seperti pendekatan personal, rasional, dan spiritual. Metode dakwah adalah pemilihan cara yang tepat untuk berdakwah, seperti yang dijelaskan dalam an-Nahl 125: bilhikmah dan mauidzatul hasanah.
Yang terakhir adalah teknik dakwah, yaitu praktik menggunakan metode dakwah dari awal hingga akhir.
Sasaran dakwah adalah seluruh umat manusia. Nabi Adam, sebagai manusia pertama, adalah seorang muslim. Bahkan semua nabi memiliki agama yang sama. Nabi bersabda, "Para nabi itu seperti saudara seayah, agama mereka satu yaitu Islam, tetapi syariat-syariat mereka berbeda-beda" (HR. Bukhari dan Muslim). Meskipun syariat mereka berbeda, agama para nabi tetap sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dakwah mencakup berbagai aspek. Misalnya, pemanfaatan teknologi dan ketepatan dalam memilih pendekatan, strategi, dan metode dakwah. Namun, dalam praktiknya, yang tidak kalah penting adalah pengembangan bahasa retorika dakwah. Untuk mengembangkan retorika dakwah verbal, baik lisan maupun tulisan, minimal harus memperhatikan tiga hal: menggunakan bahasa yang baku, berbasis data, dan berbasis riset.