Mohon tunggu...
danu novrianto
danu novrianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi saya memancing, saya suka film horror

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Komunikasi Non-verbal Retorika

4 Juni 2024   20:40 Diperbarui: 4 Juni 2024   21:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dok.Pribadi

Oleh: Syamsul Yakin dan Danu Novrianto

Dosen dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Verbal dan nonverbal dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi seperti:
1. Kepada siapa komunikator berbicara (who communicates with whom)
2. dalam rangka apa komunikator mengirim pesan (for what purpose)
3. situasi nya seperti apa saat komunikator berbicara (in what situation)
4. apa konteks yang sedang dibicarakan (in what context)
5. kemana arah yang akan diberikan oleh komunikator kepada komunikan (in which path)
6. media apa yang digunakan komunikator, tradisional, konvensional, atau media baru. (in what media)
7. dalam acara atau event apa proses komunikasi yang sedang berlangsung. (in what events)

Komunikasi nonverbal dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan medianya: tatap muka dan lainnya. Dalam komunikasi tatap muka, berbagai pihak dapat memahami ekspresi tubuh, kontak mata, dan gerakan lainnya sebagai pengganti komunikasi verbal. Kontak mata, seperti melotot, memejamkan, memutar, dan mengerlingkan mata, memiliki makna tersendiri. Ini semua menunjukkan bentuk komunikasi nonverbal yang bisa dimengerti tanpa kata-kata.

Komunikasi nonverbal juga mencakup bahasa tubuh dan gerak tubuh. Bahasa tubuh mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui gerakan anggota tubuh, seperti isyarat dan gerakan tertentu. Sementara itu, gerakan tubuh terjadi secara spontan dan tidak terkontrol.

Komunikasi nonverbal juga mencakup interaksi tubuh, seperti bahasa tubuh dan gerak tubuh. Bahasa tubuh menggunakan gerakan anggota tubuh untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, sedangkan gerakan tubuh terjadi secara spontan tanpa disadari dan tidak dapat dikontrol.

Selain komunikasi tatap muka, ada juga komunikasi tatap maya atau virtual yang dilakukan melalui internet. Dengan berkembangnya platform media sosial, komunikasi tatap maya kini sama banyaknya dengan komunikasi tatap muka. Komunikasi tatap maya, yang sering disebut komunikasi daring, berlawanan dengan komunikasi luring atau tatap muka. Dalam komunikasi tatap maya, pesan dan respons disampaikan melalui komentar di room chat, dan pengguna bisa memanfaatkan emoticon pada keyboard. Komunikasi tatap maya berbasis visual memungkinkan percakapan ditelusuri lebih lanjut.

Komunikasi tatap maya memiliki kelebihan dibandingkan tatap muka, seperti tingkat kesalahan yang rendah dan kemudahan perbaikan. Komunikasi ini lebih jelas dan bisa dilihat berulang kali. Selain itu, emosi seperti marah, bahagia, sedih, dan terkejut dapat diekspresikan dengan mudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun