Kata "Haluoleo" diambil dari nama salah seorang Ksatria kharismatik di Sulawesi Tenggara ratusan tahun silam. Haluoleo selain dikenal sebagai seorang yang bijak, juga dikenal sebagai pria yang tak kenal menyerah dan gigih membela tumpah darahnya. Secara harfiah Haluoleo berarti delapan hari dalam bahasa Tolaki, bahasa penduduk asli Kerajaan Konawe yang mendiami Kendari.
Dikisahkan pada suatu pertempuran melawan bajak laut bernama La Bolontio, Haluoleo yang dulunya memiliki nama La Kilaponto, dijatuhkan ke pasir oleh lawannya. Tidak menyerah dengan keadaan, La Kilanpoto menendang pasir pantai ke arah La Bolontio yang bermata satu. Ia segera membalikkan keadaan dan berhasil membunuh La Bolontio. Terkenal dengan sifatnya yang tak kenal menyerah dan gigih, Haluoleo selalu menjadi panutan orang banyak, salah satunya adalah Andi Sumangerukka. Untuk saat ini kegigihan Andi Sumangerukka perlu diacungi jempol, karena ia tak pernah pantang menyerah dalam memboyong pemerintahan Sulawesi Tenggara (Sultra) menuju Sultra sejahtera.
Sudah banyak bukti program Andi Sumangerukka dalam mensejahterakan masyarakat, salah satunya yaitu Ketahanan Pangan, dimana program ini merupakan program Andi Sumangerukka dan HKTI dalam membantu petani Sultra agar bisa bersaing dalam hal inovasi dan teknologi. Tak lupa, Andi Sumangerukka senantiasa mengajak masyarakat Sultra untuk selalu menanamkan semangat sebagaimana Haluoleo yang gigih, dalam mencapai cita-cita kita bersama, yaitu pembangunan dan kesejahteraan Sulawesi Tenggara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H