Awal dibentuknya Partai Persatuan Pembangunan PPP pada tahun 1973 disertai pula di beberapa daerah termasuk di Sulawesi Tenggara (sultra). PPP saat itu memiliki tantangan besar karena diperhadapkan dengan 2 partai yang sudah mengakar di sulawesi tenggara yaitu partai Golkar dan Partai PDI.
PPP terbentuk dari partai besar islam sehingga asas dan gerakannya adalah islam dan awal mengikuti pemilu pada tahun 1977. Dalam perjalanannya PPP pernah berhasil mendudukan kadernya sebagai wakil Presiden hanya saja di Sulawesi tenggara justru sebaliknya masih kurang memberikan sumbangsinya.
PPP sebagai organisasi yang berasaskan islam di sultra masih kurang diminati karena kurangnya tokoh di dalamnya. perjalan yang yang panjang hingga 2019 Pemilu dan Pileg di sultra hanya mampu menyumbang dua kursi di DPRD Provinsi Sultra.
Pasca terpilihnya La Ode Barhim Sebagai Ketua PPP pada Rapimwil PPP yang juga mempunyai misi untuk menghijaukan Sultra, namun justru membawa problematika di internal PPP itu sendiri yang membuatnya harus menerima petisi yang dilayangkan Ketua PPP di berbagai kabupaten/Kota di Sultra untuk mundur dari jabatannya.Â
Dengan adanya problematika tersebut sehingga terbitnya SK Pelaksana Ketua PPP sultra untuk melaksanakan Musyawarah Luar Biasa untuk memilih ketua definitif PPP. Dalam musyawarah tersebut terpilih tokoh baru di sultra Yaitu Mayjen Purnawirawan Andi Sumangerukka sebagai ketua definitif PPP Sultra periode 2021-2026.
Andi Sumangerukka sebagai tokoh baru dalam politik namun juga terlahir dari seorang ayah yang dimasanya pernah menjadi Anggota DPRD Kota Kendari sungguh tidak mengherankan jika saat ini Andi Sumangerukka dapat menyatukan Kader PPP untuk Menyongsong Pemilu dan Pileg 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H