Mohon tunggu...
danu prasetyo
danu prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

kutu buku

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Program BBD, Upaya Mahasiswa KKN Universitas Tidar dan Desa Tanjungsari Atasi Stunting dengan Edukasi Gizi

30 Juli 2024   00:18 Diperbarui: 30 Juli 2024   00:33 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Dokumentasi kegiatan KKN Untidar

Magelang, Jawa Tengah – Sekelompok mahasiswa KKN dari Universitas Tidar berkolaborasi dengan Pemerintah Desa serta kader kesehatan Desa Tanjungsari merancang program kegiatan BBD (Belajar Bareng Dawis) guna menangani stunting. 

Mahasiswa KKN Universitas Tidar selama periode KKN yang berlangsung pada bulan Juli hingga Agustus 2024, mengembangkan Program BBD yaitu Belajar Bareng Dawis, sebagai upaya tambahan pencegahan stunting di Dusun Nampan, Desa Tanjungsari, Kabupaten Magelang. Program ini terdiri dari berbagai kegiatan yang telah disesuaikan dengan kebiasaan serta kebutuhan masyarakat setempat. Selain itu, BBD juga merupakan akronim dari keseluruhan kegiatan yakni Bagi bagi resep dengan mencermati gizi, Bincang-bincang kesehatan anak dan ibu hamil, Diskusi Gejala dan penanganan jika mendapati gejala stunting. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dan kesehatan, khususnya bagi anak anak dan ibu hamil, guna mengurangi angka stunting di wilayah Dusun Nampan, Desa Tanjungsari.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, Program ini memiliki tiga kegiatan utama yang meliputi, Bagi resep dengan mencermati gizi, kegiatan ini memiliki tujuan untuk memberikan resep makanan sehat serta bergizi dengan bahan bahan yang mudah dibuat serta didapat, kemudian terdapat kegiatan Bincang-bincang kesehatan anak dan ibu hamil, kegiatan ini merupakan sesi edukasi dan diskusi tentang pentingnya menjaga kesehatan selama masa kehamilan serta pertumbuhan anak. Terakhir ialah kegiatan diskusi gejala dan penanganannya, kegiatan ini merupakan sesi bertukar informasi dan pengalaman mengenai gejala dan penanganan dalam mengenali tanda tanda stunting dan langkah yang harus diambil.

Stunting merupakan kondisi dimana anak mengalami hambatan dalam perkembangan dan pertumbuhan dikarenakan kekurangan gizi kronis. Biasanya anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan dan berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak seusianya. Dampak yang dialami oleh penderita stunting yaitu pada kemampuan dalam belajar dan kecerdasan IQ yang cenderung rendah.

Pada kegiatan rapat koordinasi penanggulangan kemiskinan ekstrem dan percepatan penurunan stunting tingkat Kabupaten Magelang tahun 2024, Bela Pinarsi selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB), dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Magelang menyampaikan data Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), stunting di Kabupaten Magelang mencapai 15,22 persen pada tahun 2023 dan 13,11 persen pada tahun 2022. Beliau menambahkan beberapa hal mengenai penyebab terjadinya stunting yang terjadi di Kabupaten Magelang diantaranya karena asupan protein hewani yang kurang, pola asuh yang tidak tepat, anemia, sanitasi, pola pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan data yang ada di Desa Tanjungsari menunjukan 10,5 persen anak mengalami stunting dengan rincian 11 balita mengalami gizi stunting dan 11 balita mengalami kurang gizi. 

sumber : Dokumentasi kegiatan KKN Untidar
sumber : Dokumentasi kegiatan KKN Untidar

Upaya sebelumnya yang telah dilakukan untuk menangani kasus stunting di Desa Tanjungsari diantaranya posyandu remaja, posyandu balita, dan PMT (Pemberian Makanan Tambahan). PMT dilakukan dengan cara memberikan makanan yang berbentuk lauk protein hewani untuk anak-anak yang mengalami stunting. Desa Tanjungsari rutin melakukan posyandu untuk anak-anak dan remaja. Pada kegiatan posyandu remaja terdapat program minum TTD (Tablet Tambah Darah) bersama untuk mencegah anemia. 

Melalui kolaborasi antara mahasiswa, Pemerintah Desa, dan kader kesehatan, diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya penanganan stunting di Desa Tanjungsari.  Melalui  adanya program BBD (Belajar Bareng Dawis) Mahasiswa KKN Universitas Tidar berharap bahwa program ini tidak hanya dilakukan selama masa KKN, tetapi juga menjadi inisiatif berkelanjutan yang dapat mendukung penurunan dan pencegahan stunting sehingga Desa Tanjungsari dapat mencapai kemajuan dalam meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan anak-anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun