Mohon tunggu...
Danu AbianLatif
Danu AbianLatif Mohon Tunggu... Politisi - Pekerjaan sebagai kuli orang

Hidup sederhana tapi menjalaninya tidak sesederhana itu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merawat Kebodohan dan Kemiskinan

6 Desember 2023   10:02 Diperbarui: 6 Desember 2023   10:02 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Merawat kebodohan dan Kemiskinan !

Oleh : Danu Abian Latif

Mahasiswa FKIP Universitas Samudra

Founder Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Langsa

Sampai hari ini berita mengenai masalah masyarakat yang tidak berpendidikan dan masyarakat miskin sering menghiasi jagat pemberitaan tanah air, menurut data badan statistik pusat jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, lalu sebanyak 66,07 juta jiwa orang Indonesia yang tidak dan belum sekolah.

Kemiskinan dan kebodohan merupakan masalah dari tahun ketahun yang tak pernah selesai dan kunjung meningkat, apakah kemiskinan dan kebodohan masyarakat di Indonesia terus di rawat guna kepentingan politik?.

Ya bisa jadi, kemiskinan dan kebodohan terus dirawat guna mempraktekkan money politik dalam perhelatan pemilihan umum, Kondisi kemiskinan bisa jadi disengaja oleh pihak pihak yang memiliki kepentingan politik uang, karena dengan tetap adanya kemiskinan maka akan lebih mudah menjamurkan politik uang, karena kebutuhan hidup masyarakat lebih penting daripada kemandirian politik yang sebenarnya.

Kemiskinan adalah kondisi dimana manusia tidak mampu membiayai hidupnya karena ketidakmampuan memperoleh pendapatan untuk mencukupi kehidupan sehari harinya, sehingga kondisi kemiskinan akan mengakibatkan harapan kepada pihak lain untuk membantu dirinya untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya.

Maka dapat kita pikirkan secara sederhana bahwa obyek atau sasaran politik uang adalah orang miskin. Karena kemiskinan dan berharap bantuan maka politik uang dianggap sebagai solusi bagi mereka. Karena kondisi kemiskinan inilah pihak pihak yang melakukan politik uang lebih mudah menjalankan aksinya.

Dalam konteks pemilihan umum, partai politik maupun kontestan pemilu seringkali menjadikan warga miskin sebagai komoditas kampanye. Selain menjadi bahan program kampanye, warga miskin juga menjadi sumber suara yang mudah disetir dengan iming-iming uang atau material tertentu.

Setiap kandidat dengan mudahnya menukar suara pemilih dengan sejumlah uang atau material lain seperti sembako untuk memenangkan pemilu. Bagi caleg politik uang adalah jalan pintas meraih suara pemilih. Di lain pihak masyarakat miskin menganggap politik uang adalah rezeki, karena material ataupun uang lebih menguntungkan daripada program-program kerja yang dijanjikan saat kampanye.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun