(Karya : Danu Abian Latif)
Kutulis sebuah puisi
Untuk menggambarkan isi hati
Tentang sebuah lentera
Yang sangat berjasa
Aku sebut lentera redup
Dari rahimnya lah aku dapat hidup
Cahaya lentera yang hangat
Menemani setiap hayat
Lentera dengan cahaya yang bersih
Menghangatkan diri ini dengan kasih
Walaupun lentera itu bentuknya sudah usang
Tapi darinyalah selalu hadir sebuah rasa sayang
Ia tak peduli sumbunya terkikis
Asal sang buah hati tak menangis
Apinya tak akan redup terhembus angin
Demi menemani perjalanan sang janin
Malam demi malam ia terjaga
Demi memastikan hembusan nafas di raga
Malam yang sunyi dia selalu berdiri
Untuk memberi rasa aman sang buah hati
Tak ada yang jamin yang kekal akan menjadi tetap
Begitu juga dengan lentera redup untuk tetap hidup
Sampai suatu saat yang penciptah menghebus
Mengambil kembali cahaya yang sudah dia beri
Gelap gulita untuk si janin
Yang di tinggal oleh oleh rahim
(Aceh Tamiang 01 Januari 2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H