Gemah Ripah Loh Jinawi dan Tata Tentrem Kerta Raharja merupakan 2 falsafah jawa yang cocok untuk menjadi tujuan bangsa kita Indonesia. Gemah Ripah Loh Jinawi dapat di artikan gambaran suatu wilayah yang kekayaan alamnya berlimpah subur dan makmur. Lalu Tata Tentrem Kerta Raharja mdapat di artikan secara umum suatu keadaan wilayah yang tertib, tentram, serta sejahtera dan berkecukupan segala sesuatunya.
Bayangkan apabila 2 filosofi itu dapat benar-benar terwujud di Indonesia. Dapat di pastikan kondisi ekonomi sangat baik karena alam yang subur menyediakan segalanya. Lalu masyarakat hidup aman sejahterah dan tidak ada kekerasan, semua hidup bahagia dan berkecukupan. Tapi jadi pertanyaannya, apakah Indonesia emas yang digadangkan mencapai kondisi seperti itu?
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan maritim baik daratan dan lautan semua banyak menyimpan kekayaan alam banyak, jadi kenapa masyarakat Indonesia harus miskin di tengah-tengah alam yang kaya, melihat potensi sumber daya alam yang melimpah seharusnya mewujudkan Gemah Rimpah Loh Jinawi dan Tata Tentrem Kerta Raharja bukan suatu hal yang mustahil.
Pada dasarnya masyarakat Indonesia mempunyai harapan yang sama, yaitu sebuah perubahan kehidupan kearah yang lebih baik lagi. Dalam perbaikan ini sangat diperlukan sosok pemimpin yang faham akan potensi-potensi besar yang di miliki Indonesia dan dengan potensi itu dia dapat membuat masyarakat hidup sejahterah.
Pada pemilu 2024 ini diharapkan capres dan cawapres yang terpilih nantinya harus dapat mewujudkan Indonesia yang Gemah Rimpah Loh Jinawi dan Tata Tentrem Kerta Raharja karena bangsa yang hebat adalah bangsa yang mandiri bangsa yang dapat hidup sejahtera di tanahnya sendiri.
Kali ini diharapkan kita dapat pemimpin yang benar-benar memperdulikan rakyatnya dan dapat memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia, bukan hanya menjadi penghianat masyarakat yang bekerja untuk cukong dan orang-orang dibelakangnya saja, membuat regulasi yang merugikan masyarakat, memberi izin tambang dan merusak alam.
Ada sebuah nasihat dariPrabu Wastu Kencana sebagai raja Sunda-Galuh (1382) atau juga dikenal sebagai Prabu Siliwangi ke-2, dalam prasastinya yang ditemukan di Astana Gede Kawali Ciamis--Jawa barat yang intinya berisi: Pakeun heubeul jaya dibuana, pake gawe kreta bener, pake gawe kreta raharja, nutinggal dibumi atis ulah botoh bisi koboro.
Bacaan dalam prasasti itu memiliki arti bila ingin jaya bernegara, harus mampu membangun kekuatan dengan kedamaian, membangun kekuatan dengan kerendahan hati dan siapa pun yang tinggal di wilayah ini jangan serakah karena hanya akan mengakibatkan celaka.
Maka dari pada itu siapapun nanti yang memimpin Indonesia di 2024 diharapkan dapat membangun Indonesia dengan sebenar-benarnya. Menjadi pribadi yang jujur dan adil dalam memimpin negara kita ini, agar segala bentuk korupsi dan penjahat-penjahat masyarakat bisa hilang di bumi Pertiwi ini.
Jadi apabila para penghianat masyarakat sudah hilang dibumi pertiwi ini, lalu pemerintahnya dapat benar-benar merealisasikan kebijakan yang pro rakyat dapat mensejahterakan masyarakat, maka selanjutnya akan menjadi jembatan emas ke arah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur dan sejahtera sesuai dengan falsafah Gemah Rimpah Loh Jinawi dan Tata Tentrem Kerta Raharja.
Konsep yang sangat relevan sesuai dengan Sila Ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia atau dalam agama Islam kondisi sosial tersebut lebih dikenal dengan nama Baldathun Thoyibatun Warobun Ghaffur yang memiliki makna menggambarkan betapa subur dan makmurnya Negeri Saba'. Alamnya indah dan penduduknya pun selalu bersyukur atas nikmat yang mereka terima.