Mohon tunggu...
Danti Amelia Putri
Danti Amelia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang, angkatan 2023. Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dan Peluang Deflasi Kabupaten Kampar serta Angka Inflasi Terbaru per Oktober 2024 dalam Rakor Bersama Kemendagri

20 Oktober 2024   07:15 Diperbarui: 20 Oktober 2024   07:16 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deflasi yang dialami Kabupaten Kampar sebesar -0,44% pada Oktober 2024 menjadi isu penting dalam analisis ekonomi makro daerah. Meski bagi konsumen ini mungkin dianggap sebagai kabar baik karena harga sejumlah barang, seperti bawang merah dan cabai, mengalami penurunan, deflasi juga bisa menjadi tanda bahwa ada tantangan dalam aspek lain, seperti permintaan pasar yang melemah atau adanya kelebihan pasokan.Dalam ekonomi makro, deflasi dapat memiliki dampak ganda. Di satu sisi, penurunan harga membuat daya beli masyarakat meningkat. Namun, dari perspektif produsen, harga yang lebih rendah bisa mengakibatkan berkurangnya pendapatan, terutama bagi sektor pertanian yang menjadi penggerak utama ekonomi di Kampar. Jika harga terus turun tanpa ada keseimbangan permintaan, ini bisa menciptakan ketidakstabilan ekonomi jangka panjang.

Lebih lanjut, meski deflasi tercatat pada Oktober, inflasi tahunan Kampar mencapai 1,46%, yang didorong oleh kenaikan harga beras dan emas perhiasan. Ini menunjukkan adanya tekanan harga di sektor-sektor tertentu yang memengaruhi daya beli konsumen. Di sinilah tantangan makroekonomi bagi pemerintah daerah dan pusat terletak. Mereka harus bekerja sama untuk mengelola stabilitas harga sembari memastikan agar petani dan produsen lokal tetap mampu bersaing dan menghasilkan keuntungan yang memadai.

Dalam menghadapi fenomena ini, kebijakan fiskal dan moneter yang bijak menjadi krusial. Pemerintah perlu memastikan bahwa penurunan harga tidak menyebabkan penurunan aktivitas produksi atau peningkatan pengangguran. Selain itu, ada kebutuhan untuk mendorong diversifikasi ekonomi lokal sehingga ketergantungan pada komoditas tertentu bisa dikurangi.

Kemitraan yang kuat antara pemerintah daerah dan pusat sangat diperlukan. Program stabilisasi harga pangan dan peningkatan infrastruktur distribusi perlu diprioritaskan, sehingga komoditas yang mengalami penurunan harga sementara tidak berlanjut menjadi masalah jangka panjang bagi produsen. Di sisi lain, bagi konsumen, perlu ada jaminan bahwa kebutuhan dasar mereka tetap terjangkau, tetapi dengan tetap memberikan nilai yang adil bagi produsen.

gambar 1.2
gambar 1.2
Kesimpulannya, deflasi yang dialami Kampar mungkin memberikan sedikit ruang bernapas bagi konsumen, namun ini adalah momen krusial untuk memastikan keseimbangan antara penawaran dan permintaan tetap terjaga. Pemerintah daerah harus cermat dalam menjaga stabilitas ekonomi dengan memperkuat kebijakan yang mendukung petani dan produsen lokal tanpa mengorbankan kesejahteraan konsumen. Jika ditangani dengan baik, ini bisa menjadi peluang untuk menata kembali perekonomian Kabupaten Kampar secara lebih inklusif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun