Mohon tunggu...
Danthy Margareth
Danthy Margareth Mohon Tunggu... Lainnya - Biasa-Biasa Saja

Dunia dalam Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Puisi

4 September 2020   18:46 Diperbarui: 5 Desember 2020   06:35 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku adalah tentang yang abadi
Bersemayam di rahim kepala yang sunyi
Ayah dan ibuku adalah akal dan budi

Saat masih sebesar biji delima
Aku mengecap pengetahuan dan rasa
Menenggak hikmat semanis madu dan kurma
Hingga matang lahir ke dunia

Aku adalah teka-teki,
kata-kata bermakna,
dan pedang bermata dua

Kucumbu peradaban dengan aksara semerbak bau bunga
Meniup tawa di dalam hati yang merana
Menyemai benih cinta di tanah yang terluka

Di saat yang sama,
aku memporak-porandakan manusia fana
Meletakkan bara menyala di atas kepala,
menabuh derita hingga meregang nyawa

Roda kehidupan berputar
Langit dan bumi berguncang
Musim-musim berlalu
Mahluk-mahluk fana menemui ajalnya
Namun aku tetap tinggal di dalam rahim-rahim baru

Aku adalah tentang yang abadi
Diproses oleh waktu dan ilmu
Aku selalu dilahirkan kembali
Dengan wajah lama maupun rupa yang baru

Jakarta, 04 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun