Mohon tunggu...
Dante Ghiffarry Zoltan
Dante Ghiffarry Zoltan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hay hay :D

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Palestina dan Israel: Masa Lalu dan Sekarang

24 Oktober 2023   21:44 Diperbarui: 25 Oktober 2023   08:39 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui konflik besar yang terjadi pada tanggal 7 Oktober 2023 baru baru ini adalah sebuah invasi dari Hamas, yaitu adalah gerakan Islam Sunni yang menentang Israel. Invasi tersebut dilakukan dari jalur Gaza yang menerobos tembok pembatas Gaza Israel. Menurut laporan terdapat kurang lebih 3.000 roket yang diluncurkan dari jalur Gaza sehingga mengenai perbatasan dan masuk ke dalam wilayah Israel. Hasil dari serangan tersebut menewaskan kurang lebih 900 warga Israel, hal tersebut menaruh situasi yang darurat dan perdana Menteri Israel menyatakan bahwa negara Israel saat ini memasuki perang. Israel juga membalas dengan melakukan serangan udara ke gaza, perang antara dua belah pihak tersebut telah berjalan selama 17 hari dengan estimasi kematian 6,493 orang yang tewas dan 22.400 korban luka dari kedua belah pihak selama perang ini berjalan.

Sebelumnya banyak yang berpikir bahwa aksi yang dilakukan oleh Hamas tersebut adalah sebuah aksi yang sangat kejam dan tidak manusiawi, tetapi kita harus lebih tahu mengenai sejarah dibalik invasi yang dilakukan militan Hamas tersebut kepada Israel. Konflik Israel dan Palestina adalah salah satu konflik terpanjang di dunia yang telah berlangsung selama lebih dari 70 tahun, Konflik ini memiliki sejarah yang kompleks dan berawal dari pembentukan negara Israel pada Mei 14, 1948. Konflik tersebut berawal dari pembentukan negara Israel yang ditentang oleh sebagian besar warga Palestina, yang menganggap bahwa tanah Palestina adalah tanah mereka, menurut orang Yahudi, Alkitab Ibrani menyatakan bahwa Palestina telah berjanji kepada mereka oleh Tuhan. Palestina modern adalah Israel kuno. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi mempunyai klaim kuno atas tanah tersebut. Namun, masyarakat Arab Palestina tidak mau dan tidak mampu menerima klaim ini. Israel juga mendapat dukungan kuat dari Amerika Serikat yang membantu memberikan sistem militer, amunisi, dan keamanan seperti iron dome, dan disisi Palestina mendapat dukungan dari negara-negara Arab.

Konflik tersebut menimbulkan dampak buruk terhadap warga sipil di kedua belah pihak. Penduduk Jalur Gaza, yang dikepung oleh pasukan Israel,  hidup dalam kondisi sulit, dengan akses terbatas terhadap air, listrik, dan bahan bakar. Menurut sumber BBC Indonesia pengangguran kaum muda di  Palestina juga sangat tinggi, dengan tingkat pengangguran bagi mereka yang berusia 19 hingga 29 tahun sebesar 73,9%. Di sisi ekonomi konflik antara Palestina dan Israel, Palestina kesulitan dalam menciptakan sistem ekonomi yang sepenuhnya mandiri. Investasi  langsung dari luar negeri pun hampir tidak ada. Pada tahun 2019, Israel menduduki peringkat ke-19 dari 189 negara dalam  Indeks Pembangunan Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, sedangkan Palestina berada di peringkat ke-11.

Konflik Israel dan Palestina diperkirakan akan terus berlangsung dalam waktu dekat. Kedua belah pihak masih belum menunjukkan tanda-tanda akan bersedia untuk berbicara dan berkompromi. Jika konflik ini tidak segera diselesaikan, maka akan terus menimbulkan penderitaan dan korban jiwa di kedua belah pihak. Selain itu, konflik ini juga akan terus menjadi sumber ketegangan di kawasan Timur Tengah. Saya berharap perang ini bisa terselesaikan dengan sedamai mungkin dan berharap situasi tersebut tidak akan eskalasi menjadi pemicu perang dunia ketiga, mengetahui di negara lain seperti Ukraina dan Russia saat ini masih dalam perang dan tetap berjalan sejak 24 Februari 2022. Saya sebagai manusia juga berharap untuk tidak ingin melihat orang lain terluka dalam perang, karena di dunia ini tidak ada yang suka untuk disakiti oleh karena itu marilah kita berdoa dan berharap agar situasi di Palestina, Israel, dan situasi di Ukraina, Russia bisa terselesaikan dengan damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun