[caption caption="Masyarakat dengan tagar #SaveRisma melakukan unjukrasa/@partaisocmed"][/caption]Perang pernyataan terkait status tersangka mantan walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam kasus sengketa Pasar Turi, Surabaya antara Kepolisian Indonesia dengan Kejaksaan Agung kian memanas. Satu pihak membantah telah mengeluarkan SPDP (Surat Perintah Dimulainya Penyidikan), satu pihak lagi mengklaim telah menerima SPDP tersebut. Saling silang pernyataan tersebut menyebabkan masyarakat bertanya-tanya pihak mana yang benar dalam hal ini. Apakah benar Risma telah ditetapkan tersangka? Ataukah kasusnya sudah dihentikan seperti pernyataan Kapolri?
Melihat Pilkada serentak yang kian mendekat, banyak pihak yang menyatakan bahwa penetapan Risma sebagai tersangka bernuansa politik. Banyak pihak yang ingin menjatuhkan reputasi mantan walikota Surabaya ini. Dengan ditetapkannya Risma sebagai tersangka, pihak tersebut dianggap ingin masyarakat berpaling dari keberpihakannya kepada Risma. Masak sih ingin memilih seorang tersangka sebagai walikota? Kira-kira begitu yang ingin disebarkan kepada masyarakat.
Tetapi apakah terpikir oleh kita, bahwa rumor (atau bukan) yang dihembuskan bahwa Risma sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus sengketa Pasar Turi sebenarnya ingin kembali mengangkat reputasi Risma itu sendiri? Dengan turunnya Risma sebagai walikota Surabaya, tentu untuk beberapa bulan ke depan aksi-aksi heroik yang dipertontonkan oleh Risma sebagai Walikota Surabaya akan tidak terdengar lagi. Dengan tidak ada aksi dari Risma, tentu tidak ada yang akan dberitakan oleh media mainstream. Dengan tidak adanya berita di media mainstream, lama-lama masyarakat Surabaya bisa lupa dengan yang namanya Tri Rismaharini ini.
Supaya masyarakat Surabaya tetap ingat dengan Risma, maka dihembuskanlah rumor bahwa Risma telah ditetapkan sebagai tersangka sengketa Pasar Turi ini. Karena apa? Karena dengan rumor ditetapkannya Risma sebagai tersangka, akan membuat masyarakat Surabaya meradang. Mereka tidak akan bisa terima mantan Walikota Surabaya yang mereka cintai ini ditetapkan sebagai tersangka. Masyarakat Surabaya akan melakukan protes. Makin banyak yang melakukan protes, maka makin bagus posisi Risma.Â
Karena memainkan posisi sebagai korban kezaliman sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Semakin kamu dizalimi maka semakin banyak orang yang akan membela. Dan akhirnya, suara akan diberikan kepada orang tersebut.
Kini mulai kembali tagar #AkuBersamaRisma dan #SaveRisma bergema di media sosial dan di jalan-jalan. Sudah mulai ada gerakan-gerakan yang mendukung Risma. Apakah ini yang diharapkan oleh mereka yang memainkan rumor Risma berstatus tersangka tersebut?Â
Mungkin iya dan mungkin juga tidak, karena ini hanya sebuah pemikiran yang terlintas dalam benak saya. Mudah-mudahan saja penetapan Risma sebagai tersangka bukanlah sebuah permainan politik menjelang pilkada bulan Desember yang akan datang. Tetapi murni sebagai tindakan hukum.
Dan saya tetap mendukung Risma kembali terpilih sebagai walikota Surabaya. Karena sangat disayangkan jika Surabaya yang sudah banyak berubah dan menjadi sebuah kota yang layak huni ini ditinggalkan oleh Risma. Karena, penggantinya belum tentu punya passion seperti Risma dalam menata kota Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H