Saya pertama kali mendengar nama Susi Pudjiastuti adalah lewat tayangan acara Kick Andy di Metro TV beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah judulnya adalah From Zero to Hero, yang menceritakan perjuangan seorang Susi yang dari berjualan ikan sampai memiliki maskapai penerbangan yang diberi nama Susi Air. Tentu kita semua sudah tahu perjuangan dari seorang wanita yang tidak tamat SMA ini diangkat oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan yang tentu saja menuai kontroversi dari masyarakat umum.
Gebrakan-gebrakan yang dilakukan oleh Menteri Susi akhirnya secara pelan-pelan mengubah cibiran publik menjadi sebuah kekaguman. Publik pun kemudian mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Menteri Susi ini. Seperti penangkapan kapal-kapal illegal fishing serta menenggelamkannya ke dasar laut. Tentu saja gebrakan-gebrakan ini perlu sebuah keberanian tanpa kompromi, karena illegal fishing ini melibatkan dunia internasional.
Tentu saja gebrakan-gebrakan Menteri Susi ini banyak menuai kontroversi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ada yang mencela tentu saja banyak yang memuji. Yang mencela tentu saja, mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Menteri Susi hanya sekedar gagah-gagahan dan tidak memikirkan hubungan baik antarnegara tetangga. Tetapi yang memuji tentu saja mengatakan bahwa kedaulatan NKRI harus dipertahankan agar negara-negara tetangga tidak semena-mena menguras harta karun di lautan Indonesia.
Keberanian Menteri Susi sudah tidak kita ragukan lagi, baru-baru ini ketika menghadiri tatap muka dengan Badan Anggaran (Bangar) DPR, Menteri Susi juga menunjukkan keberaniannya ketika berargumentasi dengan anggota Bangar DPR dari Fraksi Golkar, Anton Sihombing.
Sindiran dari Anton Sihombing yang cukup tajam dibalas oleh Menteri Susi yang menyebutkan nama-nama pengusaha perikanan dan salah satu nama yang disebut adalah Anton Sihombing. Tentu saja penyebutan nama ini membuat Anton Sihombing marah besar.
Kita tentu bertanya mengapa Menteri Susi begitu berani terhadap siapa saja. Karena menurut pikiran kita, tentu saja setiap pejabat akan sangat berhati-hati dalam bertindak, karena setiap tindakan yang diambil selalu dihubungkan dengan kelanggengan jabatan yang diembannya. Apakah langkah-langkah keberanian yang diambil Menteri Susi tidak memikirkan jabatan yang sekarang disandangnya? Apakah Menteri Susi sudah tidak memikirkan status kementeriannya? Bagaimana seandainya dengan tindakan yang dilakukannya berakhir pada pencopotannya dari Menteri Kelautan dan Perikanan?
Saya kira apa yang telah dilakukan oleh Menteri Susi adalah semata-mata untuk memperbaiki dan menjaga kedaulatan kelautan Indonesia. Sehingga apa pun yang dilakukan Menteri Susi, tidak lagi memikirkan dampaknya terhadap jabatan yang disandangnya. Karena jabatan yang diembankannya tidak lagi merupakan lahan untuk mencari kekayaan, tetapi untuk mengabdi kepada negeri yang dicintainya. Semua yang dilakukannya semata-mata untuk mengangkat taraf hidup masyarakat, terutama yang bekerja di sektor kelautan dan perikanan.
Jadi, tidak heran jika Menteri Susi bersuara lantang di mana saja, tak terkecuali di DPR. Jika sesuatu hal menurut Menteri Susi adalah salah, maka tidak pandang siapa dia akan dilabraknya tanpa kompromi. Itu bisa kita saksikan pada saat tatap muka dengan Bangar DPR tersebut. Bahkan seorang Anton Sihombing saja bisa dibuat marah besar oleh Menteri Susi.
Salut! Maju terus Bu Susi, selama apa yang dilakukan oleh Ibu Susi adalah untuk kepentingan masyarakat banyak, tentu publik akan terus mendukung kebijakan-kebijakan yang telah dan akan Ibu jalankan. *** (danset)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H