Apakah masyarakat kita saat ini sudah cuek? Cuek dalam arti sudah tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, atau hanya berpatut pada diri sendiri saja, tidak mau tahu apa yang terjadi pada keadaan sekeliling dirinya. Dan hari ini saya ingin membuktikan apakah masyarakat kita masih tetap cuek dan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, terutama di dalam gerbong commuter line.
[caption caption="Suasana di sebuah Stasiun Commuter Line / tempo.co"][/caption]Hari ini, saya menaiki commuter line dengan relasi Stasiun Bogor sampai Stasiun Duri. Biasanya saya ikut commuter line jam 05.25 dari stasiun Bogor, tetapi hari ini saya mencoba naik yang jam 5 lewat 30 menit. Karena apabila saya naik yang jam 05 lewat 25 menit tentu saja saya akan dikenali oleh penumpang tetap commuter line yang lain. Karena ada kecenderungan penumpang tetap menaiki kereta pada jam yang sama dan gerbong yang sama. Jadi jangan heran jika sesama penumpang telah akrab berinteraksi.
Maka untuk menghindari hal tersebut, saya naik yang jam 5.30. Tujuan saya tentu turun di Stasiun UI seperti biasa, jadi saya tidak terpengaruh dengan relasi commuter line saat itu, apakah mau jurusan Jakarta Kota atau pun Jatinegara saya tetap akan bisa turun di Stasiun UI. Penumpang yang semula masih longgar, namun tempat duduk sudah penuh terisi. Saat itu saya berada gerbong kedua dari belakang. Karena tidak dapat tempat duduk, saya pun berdiri dekat pintu sebelah kanan dekat dengan gerbong wanita.
Syukurlah sesampai di Stasiun Cilebut ada seorang bapak-bapak yang duduk di kursi prioritas berdiri dan mempersilakan saya duduk. Karena yang berdiri semua anak-anak muda, saya pun dapat kesempatan untuk duduk di kursi prioritas. Ternyata bapak tersebut akan turun di stasiun Bojonggede.Â
Penumpang mulai penuh ketika kereta berhenti di Stasiun Bojonggede, banyak penumpang yang naik. Penumpang sudah memenuhi gerbong sampai di dekat pintu masuk kiri-kanan. Termasuk salah seorang ibu beserta anaknya yang masih SD. Karena tempat duduk saya masih agak longgar, maka anaknya bisa diselipkan diantara duduk kami. Sampai mendekati Stasiun Depok saya pun berdiri untuk memberikan tempat duduk kepada ibu tersebut.
Nah, di sini lah saya ingin menguji penumpang lain apakah masih ada yang peduli untuk menegur kekeliruan saya ini. Bagi yang biasa menumpang commuter line dari arah Bogor tentu paham bahwa pintu keluar yang akan dibuka adalah pintu sebelah kiri apabila kita mau turun di Stasiun Depok. Karena saya tidak akan turun di Stasiun Depok tentu saya tidak akan menuju ke pintu keluar sebelah kiri, tapi justru saya menuju ke pintu sebelah kanan agar saya mudah turun ketika sampai di Stasiun UI yang pintu keluarnya akan terbuka yang di sebelah kanan.
Karena saya berdiri ketika commuter line akan sampai di Stasiun Depok, (Inilah kenapa saya tidak memberikan tempat duduk kepada ibu tersebut ketika naik dari Stasiun Bojonggede, agar terkesan saya akan turun di Stasiun Depok). Dan saya menuju ke arah pintu sebelah kanan, sedangkan pintu yang akan dibuka yang sebelah kiri.
Saat itulah saya akan menguji apakah akan ada yang menegur saya karena saya menuju ke arah pintu keluar yang salah.
Teng... teng... sesaat saya berdiri di pintu sebelah kanan, ternyata ada seorang bapak-bapak yang mencolek punggung saya dan berkata,
"Pak, pintu keluarnya bukan di situ... tapi yang di sana.." berkata bapak itu, sambil menunjuk ke arah pintu keluar sebelah kiri.
"Oh ya, 'ma kasih pak..." kata saya, "saya gak turun di Depok tapi di UI"