Ketika mendengar kata Banjarmasin digabung dengan kata kuliner, tentu di benak para Kompasianer sudah terbayang yang namanya soto Banjar. Ya, karena Banjarmasin memang terkenal dengan sotonya tersebut. Tetapi apakah para Kompasianer pernah mendengar yang namanya Lontong Orari?
Mungkin para Kompasianer ketika mendengar kata tersebut sudah membayangkan makan lontong sambil break... break... copy... ganti...
Memang tidak salah kalau Kompasianer membayangkan hal tersebut, karena cikal-bakal dari lontong ini tidak jauh dari urusan nge-break.
Rumah makan Lontong Orari yang terletak di sebuah jalan kecil  masuk dari Jalan Seberang Mesjid, Di mana rumah makan yang semula hanya berjualan di pinggir jalan  pada sekitar tahun 1980-an itu  merupakan tempat nongkrong para peminat radio amatir hingga larut malam. Dan untuk memberikan kenyamanan kepada para langganannya, maka penjual lontong terpaksa menjadikan rumah tinggalnya untuk berjualan. Berhubung penikmat lontong  kebanyakan adalah para pengguna radio amatir - Orari, maka akhirnya tempat berjualan lontong itu pun dinamakan Lontong Orari.
Sajian kuliner yang bisa dinikmati dari jam 10 pagi sampai jam 04 subuh tersebut adalah lontong yang berbentuk segi tiga yang disiram dengan kuah nangka serta diberi lauk haruan masak habang (ikan gabus yang dimasak merah), ayam masak habang juga telur masak habang, yang mana terserah kita memilih menunya.
Jadi, kalau ke Banjarmasin kulinernya bukan hanya Soto Banjar, tetapi masih ada Lontong Orari yang perlu Kompasianer kunjungi. Walaupun masih ada beberapa kuliner khas di Banjarmasin yang cocok untuk sarapan pagi seperti Nasi Kuning (dengan berbagai versi) serta Ketupat Kandangan yang tidak kalah menggiurkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI