Ketika seorang artis mencalonkan diri menjadi anggota parlemen, apa yang mereka cari? Idealisme? Jabatan? Atau motif ekonomi? Seharusnya itu yang harus dijawab ketika mereka mencalonkan diri menjadi seorang anggota DPR. Bukannya sesudah menjadi anggota parlemen mereka ramai-ramai protes karena sudah tidak bisa ngartis lagi.
Dari segi ekonomi mungkin para artis sudah termasuk orang yang mapan. Dengan demikian ketika mereka mencalonkan diri sebagai anggota DPR tentu bukan karena motif ekonomi. Karena penghasilan menjadi artis akan lebih besar daripada menjadi seorang anggota DPR. Kalau bukan karena motif ekonomi, tentu lah idealisme untuk menjadikan bangsa Indonesia yang lebih baik adalah tujuan utama ketika mencalonkan diri mereka. Segala sesuatu yang berdasarkan idealisme, tentu saja akan jauh sekali pendapatannya dibandingkan dengan menjadi seorang artis. Dan tentu saja seorang artis yang menjadi anggota parlemen harus menyadari hal itu.
Ketika seorang artis menjadi seorang anggota DPR, apakah layak sebagai seorang anggota DPR dia kembali ngartis? Tentu saja tidak salah. Karena banyak juga anggota DPR lainnya mempunyai pekerjaan lain selain anggota DPR. Tetapi para artis juga harus menyadarinya bahwa setelah menjadi anggota DPR ada banyak tanggung jawb yang mereka emban. Karena menjadi anggota DPR bukan hanya sekedar duduk-duduk di kursi empuk sambil tidur-tiduran. Tetapi ada banyak tugas yang harus dikerjakan, karena mereka dipilih oleh rakyat memang untuk memperjuangkan nasib rakyat yang mereka wakili. Apa jadinya jika sesudah menjadi anggota DPR, waktu mereka lebih banyak untuk ngartis? Bagaimana tanggung jawab mereka terhadap rakyat yang telah memilih mereka?
Jadi ketika seorang artis yang juga adalah seorang anggota DPR, bukan karena boleh atau tidak boleh mereka kembali ngartis, tetapi secara moral dan etika mereka memang tidak selayaknya kembali mengartis. Tentu tidak pantas jika seorang anggota DPR melakonkan seorang residivis, pembunuh atau perampok dalam film atau sinetron yang mereka bintangi. Atau juga seorang anggota DPR melenggak-lenggok di atas panggung di show-show misalnya. Atau seorang anggota DPR menjadi juri sebuah ajang pencari bakat sambil berkomentar dengan kata-kata yang tidak enak didengar. Kalau sudah demikian, dimana wibawanya seorang anggota DPR? (by the way, apakah anggota DPR punya wibawa ya?).
Yang penting harus diingat oleh para artis yang telah menjadi anggota DPR, bahwa memang menjadi anggota bukan untuk ajang memperkaya diri sendiri. Oleh karena itu, para artis seharusnya menyadari hal tersebut sebelum menjadi seorang anggota DPR. Jika setelah menjadi seorang anggota DPR dan penghasilannya tidak sebesar ketika menjadi seorang artis, itulah sebuah konsekuensi yang harus diterima. Jadi, bukan sebuah alasan ketika menjadi seorang anggota DPR harus kembali mengartis karena pendapatan anggota DPR tidak sebesar seorang artis.
Oleh karena itu berpikirlah matang-matang sebelum mengambil keputusan. Karena menjadi seorang anggota DPR bukanlah untuk gagah-gagahan, tetapi adalah sebuah tanggung jawab yang besar. Arah dan tujuan Indonesia 5 tahun ke depan adalah tanggung jawab anggota DPR. *** (danset)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H