Mohon tunggu...
Daniel Setiawan
Daniel Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang karyawan swasta

Segala Sesuatu Ada Masanya, Ikhlas dalam Menjalaninya disertai dengan Pengucapan Syukur.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dua Tahun Nge-kost di Kompasiana, Apa yang Didapat?

26 Agustus 2014   14:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:32 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata orang waktu kalau ditunggu akan terasa lama sekali. Tetapi jika kita melihat ke belakang sebentar, maka waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa sudah 2 tahun saya nge-kost di Kompasiana ini. Tepat hari ini, tanggal 26 Agustus 2014 saya telah meng-publish sebanyak 150 artikel, dengan 1150 tanggapan dan 215 sahabat saya di Kompasiana ini.

Selama menulis di Kompasiana, artikel-artikel saya hampir semuanya HL alias Hanya Lewat, walaupun ada beberapa yang memang HL betulan. HL alias Headline yang pertama adalah mengenai redenominasi yang saat itu sedang hangat-hangatnya. Headline tersebut merupakan kado ulang tahun saya, karena di HL pas saya berulang tahun, sukacitanya sungguh luar biasa. Ada beberapa artikel juga yang masuk ke TA, dan ditanggapi banyak sahabat pembaca Kompasiana. Hits yang paling tinggi ada di artikel tentang PAD Kota Solo yang dikemukakan oleh Fadli Zon di Mata Najwa, dengan hits sebanyak 23962. Tentu ada juga dengan hits paling sedikit yaitu tentang berkumandangnya lagu Indonesia Raya di kebaktian gereja pada tanggal 17 Agustus yang lalu, dan hitsnya pun hanya 18 orang saja.

Jadi saya bisa berkesimpulan bahwa kalau mau mendapatkan hits yang banyak silakan menulis artikel tentang politik, apalagi kalau bicara tentang hal-hal yang sedang hangat-hangatnya. Kalau menulis artikel fiksi hitsnya hanya bisa dihitung dengan jari.

Saya merasa apa yang saya lakukan selama ini di Kompasiana, adalah belajar untuk menuangkan pikiran dan hobby menulis saya. Tulisan-tulisan saya pun sangat jauh jika dibandingkan dengan Kompasianer-kompasianer yang lainnya yang lebih piawai dalam menyusun kata-kata dan ide. Kalau saya masih harus banyak belajar. Belajar bagaiamana menuangkan sebuah ide agar lebih enak untuk dibaca dan dimengerti.

Selama ini juga, saya telah banyak berinteraksi dengan sahabat-sahabat saya di Kompasiana ini. Dari tidak kenal, menjadi seorang sahabat yang bisa saling berkomunikasi, bertukar pikiran. Namun sayang, ada beberapa kompasianer yang sering berinteraksi dengan saya, saat ini sudah  tidak diketahui lagi berada dimana. Artikelnya sudah tidak pernah muncul lagi, atau tidak pernah lagi berkomentar di artikel yang saya tulis. Sungguh saya merasa sangat kehilangan.

Terakhir, untuk Kompasiana berserta dengan adminnya, terima kasih telah menerima saya nge-kost di sini. Terima kasih telah mengijinkan saya untuk menulis dan terus menulis. Terima kasih telah menghubungkan saya dengan sahabat-sahabat kompasiner lainnya. Dan yang paling akhir, terima kasih kepada seluruh kompasianer yang telah memberikan tanggapan atas artikel saya, dan terima kasih juga untuk sahabat-sahabat kompasianer yang telah berkenan menjalin hubungan dengan saya. Sekali lagi untuk semuanya saya ucapkan mohon maaf  jika ada tulisan dan kata-kata saya yang selama ini tanpa saya sadari telah menyinggung perasaan dan hati saudara. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun