Mohon tunggu...
Daniel Setiawan
Daniel Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang karyawan swasta

Segala Sesuatu Ada Masanya, Ikhlas dalam Menjalaninya disertai dengan Pengucapan Syukur.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa sih Hebatnya Tjiptadinata Effendi?

29 September 2015   07:17 Diperbarui: 29 September 2015   08:14 4003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pak Tjip dan Ibu Rose "][/caption]

Bagi Kompasianer yang baru bergabung di Kompasiana, mungkin bertanya-tanya siapa sih Tjiptadinata Effendi ini? Apakah kehebatannya sehingga bisa eksis di Kompasiana ini. Tetapi bagi Kompasianer yang sudah cukup bergabung di Kompasiana, sosok pak Tjip - begitu beliau sering disapa - adalah sosok yang sangat menginspirasi. Di usianya yang boleh dibilang cukup senja, tetapi tetap aktif menulis. One Day One Article adalah prinsip beliau dalam menjalani kehidupan di Kompasiana ini. Dan ternyata, apa yang telah menjadi prinsip beliau benar-benar dijalankannya dengan penuh semangat dan ketekunan. Terbukti, tiada hari tanpa artikel pak Tjip di Kompasiana ini.

Setiap artikel yang di-publish di Kompasiana tentu harus bermanfaat bagi pembacanya, itulah yang selalu dikatakan oleh Pak Tjip. Dan hampir semua artikelnya menjadi inspirasi dan motivasi bagi pembacanya. Dari artikel-artikel yang ditulis beliau, kita bisa belajar keikhlasan, ketekunan, pantang menyerah dan tentu saja kasih sayang beliau kepada sesama manusia.

Pernah dalam salah satu artikel beliau, si Raja Kopi dari Padang ini dikhianati oleh anak buahnya dan 'dikadali' oleh rekan bisnisnya. Dan si Raja Kopi pun bangkrut dalam seketika. Tetapi dengan ilmu keikhlasan yang dianut beliau, dengan pengalaman ini tentu beliau tidak menyalahkan siapa-siapa. Dalam masa-masa sulit beliau berusaha bangkit kembali dengan dukungan sepenuh hati dari pendamping beliau yaitu Ibu Roselina Tjiptadinata. Dan masa-masa sulit itu dapat beliau lalui dengan tabah. Kini beliau boleh menikmati masa tuanya di Australia bersama dengan anak, menantu serta cucu-cucunya.

Pak Tjip bukan saja sebagai Raja Kopi tapi beliau juga Bapak Reiki Indonesia. Beberapa bukunya tentang reiki telah diterbitkan oleh group Gramedia dan tentu saja bestseller. Karena kecintaannya pada ilmu Reiki beliau diangkat menjadi ketua Reiki Indonesia. Dan beliau tak segan-segan untuk mengajarkan ilmu reiki ini kepada siapa saja. Dalam artikel-artikel beliau ada beberapa yang beliau ulas tentang ilmu reiki ini.

Salah satu yang paling menarik dari sosok pak Tjip adalah beliau tetap rendah hati meski pun beliau adalah seorang senior di Kompasiana ini. Bagi beliau siapa saja adalah sahabat, anak bahkan boleh dianggap sebagai anggota keluarga. Bagi pak Tjip tentu seribu sahabat adalah kurang banyak, tetapi satu orang musuh sudah kebanyakkan. Maka di Kompasiana ini, Pak Tjip adalah panutan. Panutan bagi Kompasianer yang baru mau pun yang sudah lama berkecimpung di Kompasiana ini. Beliau senantiasa akan menanggapi komentar-komentar di artikel beliau dengan santun dan penuh kasih. Dan tak akan dijumpai kata-kata kasar dalam komentar beliau. Itulah salah satu yang saya kagumi dari pak Tjip ini.

Pak Tjip boleh tua usianya, tetapi semangatnya tetap seperti kebanyakkan anak muda, penuh energik. Dan sangat luar biasa adalah satu hal yang saya kagumi dari beliau adalah beliau masih traveling keliling dunia pada usia senja ini. Tentu saja berdua dengan Ibu Roselina yang dicintai dan dikasihinya. Kehidupan perkawinan antara Pak Tjip dan Ibu Rose juga menjadi panutan hidup bagi kami yang masih muda ini. Dimana kasih sayang diantara keduanya tidak pernah pudar sampai pada usia senja. Jika banyak artis-artis yang menjalani perkawinan mereka dengan kawin-cerai, tetapi bagi pak Tjip, Ibu Rose adalah tulang rusuk beliau. Sungguh sebuah teladan yang patut kita apresiasi dari beliau berdua.

Akhir kata, saya sebagai seorang yang lebih muda meminta dengan hormat kepada seorang Tjiptadinata Effendi untuk tetap memberikan inspirasi melalui tulisan-tulisan beliau kepada kami yang lebih muda ini. Agar pengalaman hidup dari pak Tjip menjadi cermin bagi kami untuk terus maju dan tetap ikhlas menghadapi cobaan di dunia ini. * (DanSet)

*sumber foto : ketikketik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun