Mohon tunggu...
Danny Vito Rahardjo
Danny Vito Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Gatau

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Bitcoin 2025: Emas Digital di Era Baru atau Risiko Besar?

21 November 2024   13:48 Diperbarui: 21 November 2024   13:59 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan belajar sering kali menjadi momen untuk membuka wawasan dan memahami keberagaman. Pengalaman kami, para siswa dari sekolah swasta, dalam mengunjungi pesantren selama tiga hari dua malam meninggalkan kesan mendalam. Di sana, kami belajar tentang toleransi, kebersamaan, dan pentingnya membangun kepercayaan. Hal-hal tersebut tidak hanya relevan dalam konteks budaya dan masyarakat, tetapi juga menjadi cerminan bagaimana teknologi seperti Bitcoin berkembang di tengah dunia yang semakin terhubung.  

Belajar dari Perbedaan: Membangun Harmoni

Selama perjalanan ini, kami melihat bagaimana perbedaan dapat menjadi kekuatan. Saat berbagi makanan dalam satu baskom bersama santri, kami memahami nilai kebersamaan. Meski berasal dari latar belakang yang berbeda, momen itu mengajarkan pentingnya rasa percaya dan berbagi. Di dunia digital, Bitcoin mengusung prinsip serupa melalui teknologi blockchain. Blockchain adalah sistem terdesentralisasi yang memastikan transparansi dan keamanan dalam transaksi. Sama seperti nilai kepercayaan yang terbangun di pesantren, blockchain memungkinkan komunitas global bekerja sama tanpa perantara.  

Kegiatan seperti belajar bahasa Arab dan berdiskusi dengan para santri juga memperkuat pemahaman kami akan keberagaman. Dialog yang terbuka adalah kunci menciptakan harmoni. Begitu pula dalam dunia cryptocurrency, dialog antara pemerintah, masyarakat, dan pengembang sangat penting untuk menciptakan regulasi yang mendukung inovasi.  

Prediksi Bitcoin pada 2025

Timothy Ronald, seorang pakar investasi digital, menyatakan, "Inovasi tanpa kesadaran risiko adalah langkah menuju kegagalan." Bitcoin, sebagai inovasi besar di dunia keuangan, memiliki potensi besar di masa depan. Namun, ia juga membawa tantangan yang tidak bisa diabaikan.  

1. Halving Bitcoin 

Halving Bitcoin, yaitu pengurangan jumlah Bitcoin baru yang dirilis ke pasar, terjadi setiap empat tahun. Fenomena ini menciptakan kelangkaan yang sering kali memicu kenaikan harga. Contohnya, setelah halving pada 2020, harga Bitcoin melonjak signifikan. Jika tren ini berlanjut, analis memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai $100.000 pada 2025. Sama seperti bagaimana kami belajar menghargai sumber daya yang terbatas selama perjalanan, halving mengajarkan pentingnya kelangkaan sebagai nilai tambah.  

2. Adopsi oleh Institusi Besar

Adopsi Bitcoin oleh perusahaan besar dan institusi keuangan terus meningkat. Sama seperti bagaimana kami dari dua komunitas berbeda bisa bekerja sama, Bitcoin juga membutuhkan kolaborasi untuk mencapai stabilitas dan diterima secara luas. Semakin banyak institusi yang mendukung Bitcoin, semakin besar peluangnya menjadi aset global yang andal.  

3. Teknologi Blockchain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun