Mohon tunggu...
Danny Setiawan Ramadhan
Danny Setiawan Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - Potret dalam tulisan

Sederhana. Bahagia dalam senyum. Cukup.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kenapa Nurdin Abdullah Lebih Memilih ke Jokowi?

12 Februari 2019   09:30 Diperbarui: 12 Februari 2019   14:23 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : https://sulsel.gema.id/2018/09/10/nurdin-abdullah-kecewa-kepala-bkd-sulsel-dianggap-lamban-umumkan-formasi-cpns-2018

"Kita bersyukur memiliki Presiden yang sungguh punya perhatian besar terhadap kemajuan Indonesia"

(Nurdin Abdullah)

Pagelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di tahun 2018 telah usai. Beberapa Kepala Daerah yang terpilih juga sudah dilantik. Bahkan, dilansir dari kabar24.bisnis.com, saat Presiden Jokowi melantik 9 Gubernur di Istana Negara (5/9/2018), 8 Gubernur menyatakan dukungannya langsung kepada Jokowi. Hanya minus satu Gubernur saja, yakni Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi yang memang disokong oleh Gerindra dan PKS saat memenangkan Pilkada di Sumut.

Dari kedelapan Gubernur yang menyatakan dukungan kepada Jokowi, salah satunya dalah Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah. Dirinya katakan bahwa tidak cukup bagi Jokowi memimpin negeri ini lima tahun. Kemudian juga, Nurdin menilai bahwa sosok Jokowi adalah seorang leader yang memiliki kepedulian terhadap daerah. Oleh sebab itulah, Nurdin Abdullah, pasca dilantik menyatakan dukungannya kepada Jokowi.

Sebenarnya, sinyal dukungan yang diberikan Nurdin Abdullah kepada Jokowi ini sudah terhembus semenjak dirinya menang versi Quick Count. Dirinya memberikan jawaban satir mengenai sosok kepemimpinan Jokowi yang menjadi inspirasinya. Bahkan, program Jokowi yang membangun dari pinggiran, sangat didukung sekali oleh Nurdin Abdullah. Menurutnya juga, bahwa juga ada kesamaan visi antara Jokowi dengan Nurdin Abdullah.

Tapi, menjadi sebuah pertanyaan besar dalam benak kita mengenai parpol pendukung Nurdin Abdullah saat menang Pilkada di Sulsel. Ya, Nurdin diusung oleh PDIP, PAN dan PKS. Ada partai yang jelas-jelas oposisi dengan pemerintahan Jokowi, tapi memang yang bicara adalah hati nurani. Tak peduli dengan slogan ganti Presiden ala PKS dan PAN. Menurutya kalau sudah baik kenapa mesti diganti?

Menjadi sebuah bahan renungan tersendiri buat kita tentang apa yang dikatakan oleh Nurdin Abdullah. Jokowi ini jelas orang baik, tak punya nafsu kekuasaan, yang ada hanyalah nafsu pengabdian demi negeri ini maju. Kenapa pula Nurdin seolah cuek dengan PAN dan PKS yang jelas-jelas 'anti' Jokowi. 

Sekali lagi, yang berbicara adalah akal pikiran yang sehat dan juga hati nurani. Kalau selama 5 tahun ini masa kepemimpinan Jokowi belum sempurna, maka memang perlu kita berikan kesempatan 5 tahun lagi untuk melanjutkan dan menyempurnakan kinerjanya membangun negeri. Catat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun