Suka atau tidak, membaca itu merupakan kegiatan yang setiap orang akan lakukan, meski hanya membaca informasi ataupun berita di koran cetak maupun digital.
Hal ini karena setiap orang tidak ingin ketinggalan informasi apa yang sedang terjadi, dan membaca menjadi salah satu hal untuk mendapatkan informasi tersebut.
Memang kita bisa melihat atau menonton informasi melalui media sosial, akan tetapi dengan membaca sebenarnya kita tidak hanya belajar untuk memahami tetapi juga menganalisisnya.
Ketika seseorang membaca buku, baik itu cetak maupun digital, maka sebenarnya dia sedang mencerna bacaan, kemudian memahami bahkan mungkin juga memvisualisasikan dalam pikirannya.
Sebagai contoh ketika penulis membaca buku novel dan membayangkan situasi dalam novel tersebut, ternyata bisa jadi imajinasi itu berbeda jika misalnya novel tersebut dijadikan film.
Walau buku novel yang dibaca sama, akan tetapi imajinasi yang muncul bisa sangat berbeda karena bergantung pada subyektivitas masing-masing pribadi.
Hal inilah yang menurut penulis membuat membaca itu menyenangkan dan pada akhirnya menjadi sebuah kebutuhan, karena tertarik dengan kisah lainnya.
Membaca itu jangan menjadi paksaan, karena jika itu yang dilakukan maka bisa jadi antiklimaks yang membuat kegiatan membaca jangankan kebutuhan tetapi hanya sebuah kewajiban.
Meski demikian, tentu bukan berarti dibebaskan sepenuhnya, apalagi dengan perkembangan gadget saat ini, tentu harus ada strategi khusus yang membuat anak-anak tanpa sadar mereka sebenarnya juga sedang "dipaksa" membaca tapi secara halus.
Mengajak anak lebih sering ke perpustakaan atau juga ke toko buku dan memberikan kebebasan mereka memilih bacaan sesuai dengan kesukaannya, dapat menjadi suatu alternatif solusi.
Seperti kata pepatah bahwa membaca itu jendela membuka dunia, oleh karena itu membacalah supaya kamu bertumbuh dan berkembang