"Sudah tahu belum kalau aplikasi media sosial Line sekarang sudah ada Line Bank?" Pertanyaan tersebut muncul beberapa waktu lalu dari seorang rekan kerja penulis yang memang cukup update menggunakan aplikasi digital untuk melakukan pembayaran.
Munculnya dompet digital seperti Go Pay, Ovo, Dana, Link Aja tentu saja mendisrupsi cara pembayaran masyarakat di era digitalisasi saat ini. Apalagi semua aplikasi tersebut dapat terintegrasi dalam genggaman tangan melalui gadget yang kita miliki.
Sekarang jika kita ketinggalan dompet kelihatannya tidak terlalu membuat kita panik dan kemudian segera kembali ke rumah, dibandingkan jika gadget atau Handphone kita yang tertinggal. Hal ini karena kita tetap bisa membayar atau bertransaksi dengan menggunakan gadget kita yang terhubung dengan aplikasi dompet digital tersebut.
Kelebihan yang paling penulis rasakan tentu saja untuk membayar tagihan bulanan, mulai dari listrik, air, pajak bumi dan bangunan, dan lainnya tanpa harus antri serta keluar rumah. Belum lagi yang paling menggoda tentu saja adanya cashback yang ditawarkan oleh pengelola aplikasi keuangan digital tersebut.
Era bank digital ini ternyata juga mulai dirambah oleh aplikasi media sosial seperti Line yang mulai juga mengembangkan sistem keuangan pembayaran digital. Tentu ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pengguna media sosial ini, karena mereka tidak perlu lagi mengunduh banyak aplikasi lainnya.
Promo penawaran cashback tentu menjadi senjata utama bagi setiap bank digital maupun dompet digital untuk memperebutkan hati konsumen. Bahkan terkadang promosinya jika dipikir lebih menguntungkan konsumen, lalu darimana mereka mendapat keuntungan?
Penulis yang juga termasuk pengguna aplikasi digital keuangan ini memang tertarik awalnya karena promo cashbacknya. Akan tetapi, tanpa disadari makin lama, promo yang didapat makin berkurang, di saat justru kita sudah mulai terbiasa atau kalau tidak mau dikatakan ketergantungan dengan aplikasi bank atau dompet digital tersebut.
Beralih melakukan pembayaran tagihan secara konvensional lagi akibat tidak ada lagi promo cashback tentu bukan opsi yang bijak. Akhirnya memang itulah keuntungan yang diperoleh aplikasi dompet dan juga bank digital ini di masa depan.
Awalnya mereka seakan-akan membuang-buang uang dengan memberikan promo cashback, namun sebenarnya itu merupakan juga cara mereka untuk membuat kita tetap terikat menggunakannya. Tentu bukan sebuah paksaan, karena kita bisa saja tidak lagi menggunakannya, namun biasanya orang enggan untuk beralih kepada banyak aplikasi baru lainnya.
Melihat ceruk pasar yang sangat menjanjikan inilah, mungkin membuat bank-bank konvensional mau tidak mau juga harus beradaptasi dengan situasi. Ibaratnya, mereka yang selama ini menguasai finansial keuangan tentu harus juga mau belajar dan berubah jika ingin tetap membuat nasabahnya tidak berpindah ke bank-bank digital yang baru.
Bank-bank besar yang sudah puluhan tahun berdiri dan juga memiliki nasabah loyal, akhirnya juga mengikuti tren digitalisasi keuangan. Bahkan yang menarik lagi, ada juga yang tidak harus memulai dari awal, tetapi mempercepat prosesnya yaitu dengan mengakuisisi bank-bank kecil untuk dijadikan bank digital mereka.