Pernahkah kita membayangkan jika tubuh kita semuanya adalah mata? Kalau iya kira-kira bagaimana kita bisa mendengar atau berbicara, karena semuanya mata ?
Tentu pertanyaan ini selintas seperti guyonan atau candaan yang dengan mudah kita berkata tentu tidak mungkin itu terjadi. Kalau itu terjadi pasti sudah menjadi viral dan juga menjadi berita dimana-mana, karena hal itu belum pernah terjadi.
Tubuh manusia tentu hanya 1 saja dan itu terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut terdiri dari beberapa bagian atau anggota yaitu mata, telinga, mulut, tangan, kaki, maupun bagian yang lainnya.Â
Ketika salah satu bagian atau anggota tubuh merasa lebih penting karena terlihat menonjol, bukan berarti bagian tubuh lainnya menjadi tidak penting. Hal ini karena setiap anggota tubuh tersebut memang memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai tujuan awal dibentuknya.
Seperti dikatakan di awal, bahwa setiap bagian tubuh berbeda, karena tidak mungkin semuanya adalah mata atau semuanya adalah tangan. Perbedaan yang dimiliki seharusnya dipahami dan disadari bahwa tiap anggota tubuh tidak bisa mementingkan dirinya sendiri.
Ibaratnya kalau otak menyatakan dirinya merupakan bagian paling hebat, karena bisa berpikir dibandingkan mulut ataupun perut. Maka ketika mulut jengkel dan tidak mau menelan makan dan akibatnya perut kosong, maka otakpun terkena dampaknya secara perlahan yaitu tidak bisa berpikir jernih karena perut kosong akibat mulut tidak mau makan.Â
Hal ini menegaskan bahwa jika satu anggota tubuh sakit, maka yang lain juga akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, maka antara anggota tubuh memang wajib bekerja sama dan bukan saling menyalahkan atau menganggap dirinya lebih hebat.
Dari hal ini terlihat bagaimana tiap-tiap bagian dari tubuh kita itu memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Bahkan mereka saling terkait satu dengan yang lainnya menjadi satu sistem tubuh kita.
Jika satu tubuh itu diibaratkan dengan satu bangsa, maka sama dengan Indonesia yang juga memiliki beragam suku, agama dan juga ras yang berbeda-beda. Akan tetapi, walau berbeda-beda kita tetap satu bangsa yaitu bangsa Indonesia seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Seperti juga ilustrasi otak, mulut dan perut yang dituliskan sebelumnya, maka seharusnya tidak ada yang menganggap lebih hebat dibandingkan yang lainnya. Jika ini yang terjadi, maka tentu gesekan konflik rentan akan terjadi.
Dalam Pancasila juga hal ini ditekankan pada sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Simbol pohon beringin memiliki makna bahwa bangsa Indonesia seperti pohon beringin yang menaungi semua suku, agama dan ras di dalamnya menjadi satu kesatuan tanpa membeda-bedakan.
Sebagai warga masyarakat, khususnya rakyat Indonesia, maka sila-sila Pancasila tersebut harusnya menjadi pedoman kita dalam menjalani kehidupan dan berelasi di masyarakat. Hal inilah yang harus kita sadari bahwa Pancasila merupakan fondasi serta dasar negara Indonesia.
Pencipta kita memang menciptakan manusia itu unik dan berbeda satu dengan lainnya. Bahkan orang kembar sekalipun tetap ada perbedaannya.Â
Ketika setiap individu menyadari memang mereka berbeda dengan sesamanya, maka yang muncul harusnya adalah saling menghargai dan menghormati. Jika ini yang dilakukan, konflik akibat perbedaan tentu akan dapat dihindari dan yang akan muncul justru persatuan dan kesatuan.
Oleh karenanya, perlu kita pahami bahwa perbedaan bukan berarti saling menjatuhkan atau juga menganggap dirinya lebih hebat dibanding yg lain. Belajarlah untuk saling menghargai fungsi dan bagian kita masing-masing, karena perbedaan itu indah.
Sebenarnya dengan adanya perbedaan justru itu akan melengkapi dan akan menyatukan hidup kita, bukankah warna-warni itu lebih indah dibandingkan hanya satu warna saja?
dny
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H