"Aku tidak bisa menulis atau aku takut nanti bagaimana respon pembaca" merupakan beberapa alasan yang sering muncul dan pada ujungnya memang tidak menghasilkan suatu tulisan. Kekuatiran tersebut bisa jadi menjadi alasan sebenarnya atau bisa juga menjadi tameng dan perlindungan dibalik alasan sesungguhnya yaitu tidak berani dalam melangkah melakukan sesuatu yang baru.
Meninggalkan zona nyaman dari hanya seorang pembaca dan kemudian melangkah menjadi seorang penulis memang bukan hal mudah. Akan tetapi, jika tidak dimulai maka tentu kita tidak akan pernah tahu apa yang benar dan apa yang salah. Selain itu, menulis seharusnya dilandasi oleh semangat untuk ingin berbagi tanpa perlu memikirkan apa tanggapan atau respon orang lain atas tulisan kita.
Satu hal yang aku pelajari ialah terkadang untuk mengawali sesuatu hal yang baru hanya dibutuhkan keberanian, bahkan mungkin bukan pemikiran yang matang dan bijak. Ketika sudah mulai mengawali maka dalam perjalanan ataupun proses selanjutnya kita akan menjadi lebih baik lagi.Â
Jika diilustrasikan tahapan kita dalam menulis mungkin juga seperti juga seorang anak yang belajar berjalan. Tentu tidak mungkin seorang anak kecil langsung berlari tanpa dia belajar untuk berjalan terlebih dahulu. Akan tetapi, coba kita perhatikan dan jika dicermati sebenarnya si anak kecil ini keinginan utamanya adalah langsung berlari tanpa perlu memulai dengan berjalan.
Ilustrasi tersebut sebenarnya menggambarkan bahwa ketika dalam menulis itu juga membutuhkan proses mengawali. Seringkali kita tidak mau untuk mencoba melangkah dan mengawali, karena memang biasanya tidak mudah untuk memulai pertama, namun jika kita sudah mulai melangkah maka proses selanjutnya biasanya lebih mudah. Untuk memulai itulah yang dibutuhkan ialah kemauan dan juga keberanian.
Proses untuk berani melangkah dan mungkin setengah nekat karena tidak memiliki latar belakang penulisan yang bagus, membuatku untuk mencoba menulis. Tentu awalnya hanya di kertas coretan dan buku catatan pribadi, sampai kemudian menemukan blog kompasiana ini yang menjadi wadah membantuku berbagi tulisan.Â
Awal ketika membuat postingan dalam kompasiana ini juga terlintas kekuatiranku seperti yang kutulis di awal tulisan ini. Namun, teringat yang kulakukan hanyalah ingin berbagi ide dan pemikiran buat sesama, maka perlahan berusaha kuhapus kekuatiranku tersebut. Respon dari pembaca entah itu dengan rating (inspiratif, menarik, bermanfaat, dll) dapat membuatku senang dan termotivasi lebih tentunya. Akan tetapi, makin kusadari bahwa bukan itu tujuan awal ketika aku belajar menuangkan tulisan melalui media sosial, khususnya melalui kompasiana ini.
Mengingat kembali apa yang menjadi dasar atau misi kita dalam menulis maka akan membuat kita tetap bertahan dalam menuangkan tulisan, bahkan jika pembacanya mungkin hanya sedikit, tidak dapat rating ataupun komentar. Namun dengan kita berani untuk menulis, hal tersebut sudah menjadi langkah awal kita keluar dari zona nyaman dan juga belajar untuk menghargai hasil karya kita sendiri yaitu tulisan kita.
Bisa jadi orang setuju, bisa juga tidak dan tentu itu merupakan hak setiap orang bukan? Kembali ke pertanyaan awal, apakah kita mau untuk berani memulainya ataukah kita hanya akan tetap tinggal dalam zona nyaman dengan berkata "aku tidak bisa menulis seperti dia, bagaimana nanti kalau tulisanku direspon jelek, dll".Â
Mari ambil langkah awal untuk memulainya dahulu dan tidak usah memikirkan apa yang akan menjadi respon pembaca kita. Dalam menulis sebenarnya yang dibutuhkan ialah kemauan dan keberanian, bukan hanya kemampuan.Â
9 Juni 2020