Mohon tunggu...
Danny Prasetyo
Danny Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Menulis adalah buah karya dari sebuah ide

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Filosofi Berinvestasi "Greedy When Others Fears"

31 Januari 2020   13:27 Diperbarui: 2 Februari 2020   11:22 2069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Quote tersebut mengingatkan kita kepada salah seorang investor yang juga sempat menjadi orang terkaya di dunia yaitu Warren Buffet. Bagi sebagian kalangan yang sudah bergelut dengan dunia investasi (khususnya investasi saham) maka quote tersebut menjadi dasar dalam menentukan karakter cara berinvestasi seseorang. Mudah mengatakan tapi sulit untuk melakukan apa yang menjadi quote tersebut karena berkaitan dengan mental seseorang khususnya jika saham yang mereka pegang sedang mengalami floating loss.

Jika kondisi ekonomi dipenuhi dengan gejolak dan sentimen negatif baik dari dalam maupun luar negeri, maka biasanya akan berpengaruh kepada pergerakan IHSG dan juga pergerakan harga saham perusahaan yang tergabung didalamnya. Ketika IHSG turun tajam tentu akan menyebabkan banyak orang khawatir bahkan takut untuk melakukan investasi dengan membeli saham dan justru yang terjadi sebaliknya ialah banyak orang yang melakukan penjualan, meski itu harus merugikan investasi yang dilakukannya atau dikenal dengan istilah cut loss.

Ketakutan akan makin menyebabkan tergerusnya modal dengan makin terjun bebasnya harga-harga saham dari suatu perusahaan itulah yang membuat panik sebagian investor, khususnya bagi para pemula yang baru beberapa waktu memulai untuk berinvestasi.

Menjadi serakah justru ketika orang lain takut yaitu dengan cara membeli saham-saham perusahaan yang bagus tapi dijual dengan harga murah, tentu itu membuat seorang investor mendapat discount dari harga sahamnya. Makin turun harga saham dari perusahaan tersebut maka makin serakahlah seharusnya seorang investor untuk membeli lebih banyak lagi saham-saham perusahaan yang bagus.

Hal inilah yang menjadi pedoman berinvestasi banyak investor yang berpedoman pada investasi jangka panjang, karena mereka yakin bahwa di masa mendatang saham tersebut akan naik kembali di masa depan.

Pedoman ini tentu akan berhasil jika kita memiliki uang cash di tangan dan bukannya floating loss dari portofolio di akun sekuritas kita. Money management yang baik tentu akan membuat seseorang membagi dana investasinya dan menantikan saat-saat dimana banyak orang akan ketakutan dalam berinvestasi sehingga mereka akan tetap memiliki dana cash untuk "serakah" membeli saham-saham perusahaan bagus yang dijual dengan harga murah.

Mungkin bagi sebagian orang kata "serakah" identik dengan hal negatif, akan tetapi dalam berinvestasi quote yang dipraktekkan oleh sebagian investor ini justru yang kemudian menambah pundi-pundi kekayaan mereka tentu ketika harga saham perusahaan bagus tersebut sedang berada di harga murah. 

Membeli barang bagus di harga murah atau di harga diskon tentu menjadi keuntungan tersendiri, apalagi jika kemudian untuk dijual kembali sehinggsa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Quote ini sebenarnya merupakan hal yang sederhana yang bisa dilakukan setiap orang yang ingin berinvestasi karena tentu saja tujuan dalam berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan maksimal.

Meski kelihatannya mudah dan sederhana, namun ternyata hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena berkaitan dengan psikologis seseorang yang tentu khawatir akan terjadi krisis yang lebih parah. Bukankah di masa mendatang atau dalam jangka panjang, saham-saham yang salah harga tersebut pastinya akan naik dan kembali kepada harga wajarnya, meskipun tentu hal itu butuh kesabaran.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun