Tahun 2021 merupakan akhir masa jabatan walikota Surabaya Tri Rismaharini atau lebih dikenal dengan Bu Risma sebagai pemimpin di salah satu kota besar yaitu Surabaya. Beragam prestasi mulai dari tingkat nasional dan internasional sudah didapat oleh srikandi Indonesia kelahiran Kediri, 58 tahun silam ini.
Salah satu prestasi nasionalnya pada tahun 2015 ialah memperoleh penghargaan anti korupsi dari Bung Hatta Anti Corruption Award dan di tingkat internasional diantaranya penghargaan wali kota terbaik ketiga di dunia versi World City Mayors Foundation atas keberhasilannya dalam mengubah wajah Kota Surabaya dari yang kumuh penataannya menjadi kota yang lebih hijau dan tertata rapi (sumber:wikipedia).
Sudah 2 periode Bu Risma menjabat sebagai walikota Surabaya, sehingga dalam Pilkada Surabaya 2020 nanti beliau sudah tidak bisa lagi mengikuti pemilihan kepala daerah di kota pahlawan tersebut. Tentu saja hal tersebut bukan justru mengakhiri kariernya sebagai salah seorang pemimpin daerah terbaik yang pernah dimiliki Surabaya, tapi sebaliknya justru akan makin membuatnya bersinar untuk melangkah pada tingkat lebih tinggi.
Ketika seseorang bisa dipercaya untuk lingkup kotamadya dan berhasil maka layak kiranya jika diberikan kesempatan untuk diberi tanggung jawab lebih besar di level lebih tinggi yaitu tingkat provinsi.Â
Kota Surabaya termasuk salah satu kota besar yang memiliki kompleksitas permasalahan yang mirip dengan Jakarta, meski mungkin juga ada perbedaan karakteristik masyarakat kedua kota ini. Jika sebagai pemimpin di Surabaya, Bu Risma sudah diakui dan tentu hasil nyatanya terlihat tidak hanya bagi warga Surabaya tapi juga warga daerah lain yang pernah berkunjung ke Surabaya pasti merasakan perbedaan kota tersebut dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini.
Berbagai taman kota dan ruang publik dibangun di Surabaya dan juga menyelesaikan berbagai permasalahan infrastruktur baik itu menata kota dan sungai-sungai sehingga dapat meminimalisir terjadinya banjir jika curah hujan tinggi.Â
Bu Risma memimpin dan menata kota dengan tindakan nyata dan hasilnya dirasakan oleh warga yang dipimpinnya. Hal inilah yang membuat dia sangat dicintai oleh warga kota Surabaya dan tidak heran ketika dirinya mencalonkan diri kembali pada Pilkada Desember 2015, lebih dari 80% warga Surabaya memilih dirinya kembali sebagai pemimpin mereka.
Tingkat kepuasan warga kota Surabaya tersebut harapannya juga dapat dirasakan oleh warga di daerah lainnya, salah satunya DKI Jakarta. Selain dijadikan barometer nasional bagi perkembangan pembangunan Indonesia, Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia tentu membawa citra bangsa juga di dunia internasional. Tentu pengalaman kesuksesan dalam menata kota Surabaya hingga seperti saat ini, menjadi modal bagi Bu Risma jika akan berkiprah di tingkat nasional sebagai calon pemimpin DKI Jakarta di masa mendatang.Â
Pilkada DKI Jakarta sendiri akan berlangsung 2 tahun lagi yaitu tahun 2022 dan tentunya waktu yang tepat ketika Bu Risma selesai tahun 2021 di Surabaya maka maju untuk mengikuti Pilkada DKI Jakarta tahun 2022 mendatang. Dengan kemampuan dan kapabilitasnya yang sudah teruji sebagai pemimpin sukses di Surabaya maka tentu harapannya akan menular dan membawa Jakarta menjadi kota yang indah, maju dan lebih utama tertata dengan baik, karena biar bagaimanapun DKI Jakarta merupakan ibukota negara yang pasti dipandang oleh dunia internasional.
Apakah Bu Risma memiliki keinginan untuk maju dalam kursi gubernur DKI Jakarta pada Pilkada tahun 2022 mendatang? Tentu hanya Bu Risma yang bisa menjawabnya dan jikalaupun akhirnya beliau bersedia maju dalam Pilkada DKI Jakarta, maka tentunya pilihan akan ditentukan oleh warga kota Jakarta itu sendiri, apakah bersedia untuk memilih seorang pemimpin terbaik yang sudah memberi bukti nyata sebagai pemimpin atau tidak? Jadi, apakah Bu Risma setelah selesai di Surabaya akan menuju Jakarta? Mari kita tunggu.
salam kompasiana