Mohon tunggu...
Danny Prasetyo
Danny Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Menulis adalah buah karya dari sebuah ide

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

1 Mei Pertamax Naik (lagi)

1 Mei 2015   10:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harga Pertamax naik lagi menjadi Rp 8800/liter ketika saya tadi pagi membeli bbm jenis tersebut untuk motor yang saya kendarai. Sudah setahun lebih saya menggunakan bbm jenis pertamax, selain mensukseskan program pemerintah untuk menggunakan bahan bakar non subdisi, juga untuk perawatan motor yang saya gunakan dalam aktivitas sehari-hari. Kenaikan harga pertamax yang sebelumnya Rp 8600 dan sekarang menjadi Rp 8800/liter sebenarnya tidak terlalu berdampak signifikan bagi saya secara pribadi, karena kenaikan yang hanya Rp 200/liter. Mengapa saya katakan demikian, karena sebelumnya ketika awal saya menggunakan pertamax untuk motor saya, harga pertamax saat itu mencapai Rp 11.800 - Rp 12.000/liter. Secara pribadi, penurunan harga pertamax yang dipengaruhi juga dengan harga minyak dunia, membawa berkat bagi saya karena pengeluaran untuk biaya transportas bbm menjadi berkurang dan di sisi lain perawatan mesin motor saya tetap terjaga karena menggunakan bbm dengan kadar oktan yang standar seperti seharusnya yaitu Ron 92.

Kenaikan pertamax ini memang tidak terlalu masif diberitakan dibandingkan jika yang naik adalah bbm jenis premium yang sebenarnya jika lebih dicermati lebih dalam seharusnya sebagai konsumen (minimal pengguna sepeda motor seperti saya) seharusnya dapat menggunakan pertamax dengan selisih harga yang tidak terlalu besar. Sebagai gambaran, harga premium 88 sekitar Rp 7400/liter, sedangkan harga pertamax 92 ialah Rp 8800/liter, yang berarti terpaut hanya Rp 1400/liter saja. Bagi pengguna sepeda motor seharusnya dapat berpikir lebih panjang tidak hanya alasan lebih murah, tetapi juga seharusnya melihat dampak bagi kendaraan tersebut dari sisi kebersihan dan keawetan mesin, polusi udara, dll. Sekali lagi itu adalah pilihan bagi pengguna masing-masing, tetapi paling tidak jika pengguna sepeda motor beralih menggunakan pertamax dan tidak lagi premium, maka polusi udara dapat jauh berkurang dan pemerintah dapat mengurangi secara bertahap stok premium bahkan kemudian dihilangkannya.

1 Mei 2015

Danny Prasetyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun