Mohon tunggu...
Danny Rong
Danny Rong Mohon Tunggu... -

bermimpi menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Doa Ibu

6 Juli 2012   07:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:15 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman sekamarku sempat uring-uringan karena perubahan suhu yang sangat cepat. Bagi kami, orang Indonesia yang belum pernah keluar negeri sebelumnya,  musim ini adalah musim yang paling gila. Malam itu aku sulit tidur gara-gara kedinginan. Jaket tebalku yang kubawa dari rumah tidak cukup berguna.

Akhirnya musim dingin itupun tiba. Sebagian besar orang Indonesia memilih pulang karena tidak tahan dingin. Aku tetap disini. Aku hanya setahun di sini, masa tidak merasakan salju? :P

Musim dinginnya benar-benar dingin. Yang bikin gila adalah tiupan anginnya. Sepanjang hari bertiup angin kencang yang mirip angin kencang tepi pantai. Masalahnya, angin yang dibawa adalah angin dingin dan kering. Bibirku sampai pecah-pecah berdarah karenanya.

Sampai bulan Januari pertengahan tidak ada salju yang menumpuk. Suhu rata-rata harian adalah 3 derajad pada waktu siang dan lebih rendah lagi pada waktu malam. Turun salju memang beberapa kali sempat terjadi. Tapi hanya singkat. Dimanakah tumpukan salju itu? Bukannya tanggal 23 Januari 2012 sudah 春节  Chūnjié (di Indonesia: sincia, arti literal dari Chūnjié adalah festival musim semi) ya? Tanda sudah berakhirnya musim dingin? Masa aku tidak merasakan salju? Rugi donk tidak pulang kampung.. =.=

Tanggal 22 Januari pagi, aku bangun dengan malas karena rasa dingin yang jauh lebih menusuk dari sebelumnya. Masih dengan malas aku buka pintu dan jendela kamarku. Suatu kebiasaan yang kulakukan selama musim dingin ini. Dengan membiarkan udara dingin masuk beberapa jam, selain mengganti sirkulasi udara dalam kamar dengan udara segar diluar, juga menambah kemampuanku menghadapi musim dingin. Ini nasehat ayahku yang pernah merasakan musim dingin di Jepang beberapa tahun yang lalu.

Saat berdiri dari balkon memandang ke bawah aku terkejut. Ada tumpukan salju! Di HP ku tertera: minus enam derajad!! Jauh lebih dingin dari sebelumnya. Pantas saja tadi malam dingin. Turun salju lagi rupanya.

Sekarang aku merindukan saat-saat itu. Merindukan suhu yang lebih sejuk. Hari ini, Jumat 6 Juli 2012, sudah masuk musim panas. Panasnya juga nggak nahan. Jalan keluar gedung apartemen paling tidak diminati teman-teman. Rasanya seperti masuk ke kamar untuk mandi uap. Lembab dan panas. Kulit cepat menghitam di sini.

Temanku, orang China, pernah berkata setengah bercanda, "Jika kamu bisa bertahan hidup di Nanchang, kamu bisa bertahan hidup di kota mana saja di China ini. Karena kota ini adalah salah satu kota yang iklimnya ekstrim di China". Tapi jika diingat-ingat, aku rasa aku masih bisa tuh menghadapi iklim di Nanchang.

Aku yakin sekarang pasti ada banyak orang yang kebingungan membaca artikel ini. Kenapa judul dan isinya tidak nyambung? Hahahaha... Oke deh, aku akan jelaskan :)

Meskipun suhu udara di sini ekstrim buatku, tapi menurut banyak orang China yang biasa tinggal di sini, suhu udara tahun ini tidak seekstrim biasanya!

Suhu udara pada musim dingin kemarin tidak sedingin tahun-tahun sebelumnya, salju tidak sebanyak tahun kemarin, udara panas musim ini juga tidak sepanas tahun lalu yang dengar-dengar bisa mencapai 40-an derajad (pagi ini: 30 derajad).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun