Dulu pas saya masih anak-anak, saya sering berpikir bahwa menjadi orang dewasa itu menyenangkan. Bisa ngapain aja, bisa suka-suka menentukan apa yang akan dilakukan, gak ada yang marahin, gak ada yang nyalahin.Â
Begitu klise pemikiran saya saat itu, dengan seiring berjalanya waktu dan usia yang terus bertambah pertanyaan itupun terabaikan begitu saja tanpa mendapatkan jawaban.
Dan setelah berpuluh tahun berlalu, tepatnya beberapa hari belakangan ini anak gadis saya yang berusia 6 tahun bertanya kepada saya:
"Buk, enak ya jadi orang dewasa? Bisa ngapain aja, bisa beli apa saja yang disuka, gak ada yang ngelarang-larang" Dengan tawa riangnya pertanyaan polos itu keluar dari mulutnya.
"Aduh mbak, pean gak tau sih gimana ribetnya jadi orangtua" auto bersungut-sungut saya menjawabnya seperti itu.
Sejenak kemudian saya tertegun. Yah, baru saya sadari bahwa pertanyaan yang sama pernah terlintas di benak saya berpuluh tahun silam. Bahkan selama itu pula belum saya temukan jawabannya, baru kali ini hal serupa terjadi pada anak pertama saya dan itu menjadi jawaban atas pertanyaan saya sendiri.
Tidak ada salahnya juga sih pertanyaan itu kerap terlontar dari pemikiran anak-anak, bisa jadi karena keinginannya bereksplorasi yang terhambat oleh aturan-aturan orangtua yang mengkhawatirkan mereka.Â
Bukan tanpa alasan, tapi semata-mata ingin menjaga mereka dari mara bahaya. Banyaknya kasus yang mengintai anak-anak perempuan yang tak perduli usia, menjadi dasar kekhawatiran saya untuk melepasnya bermain begitu saja.Â
Bahkan yang bikin saya bergidik ngeri adalah pelaku yang bisa siapa saja bahkan orang terdekat dengan para korban. Na'udzubillah... Jangan sampai itu terjadi kepada kita dan keluarga kita ya.
Jadi intinya, menjadi dewasa itu nano-nano. Kalo dari sisi emak-emak seperti saya, ya banyak bapernya. Jadi demi kelangsungan hidup emak-emak agar tetap ceria dan bahagia Fix, emak butuh nonton drakor!
Kenapa harus drakor? Nanti kapan-kapan saya bahas lagi deh kenapa saya lebih memilih drakor daripada sinetron lainnya.
