Mohon tunggu...
Niez Meniez
Niez Meniez Mohon Tunggu... Lainnya - Aku bukan dia atau kamu, aku adalah diriku sendiri 😊

Setiap individu mempunyai spesialnya sendiri, begitu juga kamu. Iya kamu yang lagi baca tulisanku, terimakasih ya sudah terlahir di dunia 🤗

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tentang Perasaan

20 Januari 2021   01:08 Diperbarui: 20 Januari 2021   01:15 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tak perlu saya jelaskan perasaan menutut bahasa ya gaes, perasaan yang akan saya bahas di sini adalah rasa yang setiap orang punya.

Dimana perasaan itu bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk memutuskan suatu hal besar dalam hidup kita. Yah, hidup memang selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan bukan? Apalagi untuk seorang wanita, yang segala keputusanya di dominasi oleh perasaan. Lain dengan pria yang lebih dominan ke logika.

Dengan adanya perasaan tersebut, beberapa type wanita akan selalu dihantui dengan segala keputusanya. Apakah sudah betul keputusan yang dibuatnya? 

Apakah ada yang tidak suka? Apakah ada yang dirugikan? Dan berbagai pertanyaan-pertanyaan lain yang akan muncul di benak seorang wanita yang akan mengambil sebuah keputusan. Seolah tak siap dengan konsekuensi dari apa yang telah dia putuskan dan akan berimbas di kehidupan masa depannya, kemudian akan menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah diputuskannya.

Tapi gaes, pernah gak sih kita berfikir bahwa hidup ini sudah ada yang ngatur. Kita hidup di dunia ini untuk apa coba? Bersenang-senang? Bersenang-senang seperti apa? Berkompetisi? Mau berkompetisi dengan siapa? Dan apa yang kita dapat dengan itu semua?

apakah dengan bersenang-senang versi kita itu membuat perasaan kita puas? Dengan berkompetisi membuat kita nyaman dengan lingkungan? Dengan kerabat? Sodara? Tetangga? Bukankah itu malah bikin sesak di dada?

Sadarlah kawan...

Ternyata perasan itu harus dijaga supaya tidak dikuasai oleh hawa nafsu, jika kita punya pemikiran seperti yang saya katakan diatas kita akan dapat apa? Capek. Iya hanya capek yang akan kita dapatkan, kita akan selalu merasa tidak tenang. Emosi kita akan selalu bergejolak karena kenyataan tak sesuai harapan.

Jadi, tentang perasaan ini cobalah untuk berdamai dengan diri sendiri dulu. Renungkan dan pikirkan apa tujuan hidupmu, apa yang membuat hatimu tenang bukan hanya senang. Karena perasaan yang tenang pasti akan berdampak positif bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Semoga kita termasuk dalam barisan insan yang tak kenal lelah dalam berbuat kebaikan, karena kebaikan sebiji sawipun akan bisa menolong kita baik di dunia maupun di akhirat kelak, insyaAlloh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun