Kesalahan begal mengandung resiko sangat tingi, tinggi sekali!, apalagi begal yang memang sudah mengandalkan cara-cara kekerasan dan sadis sebagai metode pencapaian hasilnya, jika gagal dan ketangkap masa maka nyawa dia sendiri akan dihabisi dengan cara hina dina, kemungkinan dibakar bukan hal yang tidak ada, udah angus, gosong, diludahin, ditimpa lagi jasadnya dengan ban bekas dan sumpah serapah, kasihan juga ya
Lebih lirih begal katro, demi menyekolahkan anaknya dia merampas sepeda motor dengan cara merampas saja dengan tangan hampa tanpa gertakan, Â karena memang bukan begal profesi melainkan begal kepepet, tragis cara matinya sama aja, digebugin!
Itulah kejahatan original luar dan dalam, kejahatan tanpa tedeng aling-aling, murni!,
Kadang-kadang memang ada perbandingan tidak adil, lantaran dia melakukan kejahatan murni dengan kekerasan atau kriminal, melukai fisik dan menganiaya, maka sangat terlihat sekali kejahatannya, padahal kalau dilihat nilai rampasannya, masa allah, berapa sih harga jual motor bodong, dua atau tiga juta juga udah tinggi, ya kan? Bandingkan dengan yang ini :
Mereka tidak melakukan kejahatan itu dengan cara main golok atau menampilkan kesangaran dengan ornamen tatoo atau badan kekar, rambut gondrong, pokoke sejenis penampakan seram justru orang-orang itu malah lebih wangi dari pada sekedar minyak wangi dirumah prostitusi, dasi lebih mengkilap dan mahal dari pada sekedar dasi anaka SMA, tetapi kegiatannya sama saja dengan begal motor, sama-sama berjulukan begal
Operasinya tidak dijalanan yang berdebu, ditempat sepi, malah diruang tertutup dan ramai dalam sebuah kegiatan dibawah naungan badan anggaran, bisa saja berada disebuah institusi, jawatan, lembaga, bahkan dirumah-rumah organisasi dan partai spiritual, berkelit lebih lincah dari samurai, menyerang lebih ganas dari harimau, engga ada apa-apanya begal motor mah sama mereka, mana lebih sadis cara mereka mendapat jarahan apakah begal motor dapat uang milyaran bahkan trilyunan, Â apakah tidak terbesit takdir itu kadang-kadang tidak adil?
Begal anggaran, apalagi dilakukan oleh orang yang pandai orasi ditempatkan sebagai orang penting dalam sebuah partai atau organisasi, lembaga dewan, Â maka semakin lincahlah dia bermain-main dengan argumentasi atau pidatonya, kemunafikanlah senjata utama yang paling ampuh untuk melindungi diri dari kejaran hukum, berlari kesana-kemari dengan kalimat pembelaan bila perlu jadikan bawahan atau lawan politiknya tameng, Â sebagai penangkis jeratan hukum
Jika bercermin pada begal motor, landasan apakah yang patut menjadi hukuman terhadap begal anggara belanja, perbandingan rupiah yang tidak setara seperti jarum dan paku bumi, apakah salah jika diserahkan sama masa lalu digebugin sampai babak belur, selagi nafas masih ada segera selesaikan hukumannya dengan siram bensin agar disempurnakan kematiannya, atas nama hukum, apakah aku kejam?, apakah kata-kataku bukan sebuah keadilan, jika memang tidak begitu, betapa malangnya kamu begal motor, apes!, takdirmu tidak sebaik begal anggaran yang masih bisa bercengkerama dan tersenyum, kopi ini meembuatku larut dalam kesedihan, hu u hu.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H