Seiring dengan berkembangnya media sosial sebagai saluran informasi masyarakat, banyak bermunculan fanspage yang bermuatan politik di Facebook. Fanspage adalah sebuah halaman atau komunitas yang dibuat oleh penggemar yang tertarik pada selebriti, fenomena, acara televisi, film, blog, dan atau, politik yang ditujukan untuk mempromosikan produk/webnya.
Hal itu sebenarnya baik karena bisa memberikan literasi mengenai sebuah cara pandang politik tertentu pada publik. Selain itu, juga bisa menjadi saluran alternatif partisipasi politik masyarakat dalam dinamika sosial di Indonesia.
Namun sayangnya, bersamaan dengan menjamurnya berbagai fanspage yang bernada politik itu, banyak pula fanspage yang menyebarkan informasi sesat di masyarakat. Mereka turut aktif menyebarkan fitnah, informasi hoax dan ujaran kebencian yang ditujukan pada lawan-lawan politiknya.
Salah satu fanspage yang bernada politik, namun sering menyebarkan informasi sesat, cenderung berisi fitnah, dan menyudutkan pemerintah saat ini adalah VOA-Islam.com. Hampir di setiap postingannya, fanspage tersebut selalu menyebarkan konten yang ditujukan untuk membentuk opini negatif tentang pemerintahan Jokowi.
Terakhir, dikabarkan pada Rabu malam, (6/12), fanpage situs VOA-Islam.com diblokir oleh Facebook. Tak mau kehilangan momen, terhapusnya fanspage itu pun digunakan untuk menyudutkan pemerintah.
Menurut mereka penutupan fanspage itu dilakukan oleh pemerintahan Jokowi yang anti-Islam. Setidaknya sudah enam kali sejak Jokowi menjabat Presiden, fanspage ini mengalami pemblokiran.
Padahal bagi mereka yang mengerti cara kerja facebook, tak sulit untuk memahami bahwa penutupan sebuah fanspage tidak dilakukan oleh pemerintah. Sebuah fanspage bisa diblokir oleh Facebook bila dilaporkan oleh sesama penggunanya. Biasanya terkait dengan konten yang provokatif, berisi sentimen SARA, dan mengarahkan pada konflik sosial.
Fanspage VOA-Islam.com pun diblokir karena alasan di atas. Pihak yang melaporkan itu adalah para warganet yang merasa terganggu karena postingannya.
Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat sudah merasa jengah dengan keberadaan akun-akun yang provokatif dan menebarkan kebencian di masyarakat. Pada dasarnya, masyarakat ingin menikmati media sosial yang sehat, informatif dan tidak mengarah pada disintegrasi bangsa dan negara.
Untuk itu, masyarakat seyogyanya dapat memilah dan memilih informasi yang tepat di media sosial. Mengingat berbagai pelintiran informasi seperti di atas banyak sekali berceceran di linimasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H