Delapan tahun silam, saya mengalami kecelakaan tertabrak sepeda motor. Pergelangan kaki kiri saya mengalami patah tulang. Kondisi ini mengharuskan saya mengikuti rangkaian operasi pemasangan pen tulang. Pembiayaan operasi waktu itu tidak murah seperti yang dibayangkan. Saya menghabiskan sepuluh juta untuk membiayai operasi ini. Uang itu hanya untuk operasi, belum termasuk biaya rawat jalan dan obat-obatanya. Kondisi perekonomian waktu itu juga kurang baik, sehingga kedua orang tua saya yang membiayai operasi ini, berusaha keras untuk mendapat asuransi kecelakaan ke Jasa Marga.
Pelayanan kesehatan yang saya rasakan baik, tetapi masih terganjal dengan biaya kesehatan yang mahal  dan tidak adanya subsidi dari pemerintah. Pengalaman kecil saya ini juga dirasakan oleh masyarakat kecil yang ingin berobat, tetapi terkendala biaya mahal untuk mendapat hak pelayanan kesehatannya.
Pengalaman kecil di masa lalu, tidak dapat terhapus di ingatan saya dan masyarakat kecil lainnya. Seiring berjalannya waktu, pemerintah  berbenah diri untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang terbaik dan dirasakan oleh seluruh masyarakat secara adil. Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan terbaik, pemerintah tidak hanya fokus memaksimalkan pelayanan medis pasien, tetapi pemerintah memberikan bantuan pelayanan kesehatan gratis pada masyarakat kurang mampu. Melalui BPJS (Badan Pelayanan Jaminan Sosial) Kesehatan mengeluarkan kartu BPJS Kesehatan atau KIS ( Kartu Indonesia Sehat) bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan biaya dalam berobat.
Setiap keluarga menaruh harapan agar anggota keluargannya sehat dan tidak sakit. Sehingga keharmonisan suatu keluarga dapat terjaga dengan baik. Sebagai bagian dari masyarakat kecil, saya merasakan kehadiran kartu BPJS Kesehatan dalam menjaga kesehatan keluarga. Sebelum adzan magrib, seorang pendamping desa datang ke rumah saya. Kedatangannya di sambut hangat oleh bapak saya. Pendamping desa itu memberikan empat kartu BPJS sesuai dengan jumlah anggota keluarga yang tercantum di KK (Kartu Keluarga).Â
Meskipun bentuk dan warna kartu sama, identitas dari masing-masing kartu disesuaikan dengan identitas pada KK. Pendamping desa menitipkan pesan agar kartu BPJS Kesehatan tersebut di jaga dengan baik, apabila sakit bisa dipergunakan untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit secara gratis. Keluarga saya berdoa dan berharap agar tetap diberi kesehatan lahir batin dan tidak sakit. Kunci kesehatan bagi keluarga kami, menjaga pola hidup sehat dengan baik.
Kunci kesehatan yang mengutamakan pada keteraturan menjaga pola hidup sehat justru saya abaikan. Sehingga saya mengalami sakit dan membutuhkan obat resep dokter. Saya memberanikan diri untuk datang ke Puskesmas 1 Kertek. Kedatangan ini untuk mengecek keadaan mata saya yang terkena miopi. Saat di loket regristrasi, saya membuktikkan memakai kartu BPJS Kesehatan. Alhadullilah, pemeriksaan mata saya di puskesmas gratis dan tidak di pungut uang satu rupiah pun. Puskesmas 1 Kertek belum memiliki dokter spesialis mata, sehingga saya harus memeriksa kondisi mata miopi di rumah sakit.
Dokter umum puskesmas memberi surat rujukan pemeriksan mata ke Rumah Sakit Setjonegoro Wonosobo. Saya menduga rumah sakit memberikan tarif pemeriksaan kepada saya. Ternyata pemeriksaan di Rumah Sakit Setjonegoro Wonosobo gratis juga. Saya hanya di minta oleh petugas administrasi untuk foto copy kartu BPJS. Fotocopy ini di minta oleh pihak rumah sakit sebagai bagian dari arsip. Saya meyakini kartu BPJS Kesehatan ini sangatlah membantu bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Pola hidup sehat yang diinginkan keluarga tercinta tidak berlaku mulus. Kini giliran ayah yang membutuhkan jasa dari dokter rumah sakit. Kondisi kesehatan paru-paru ayah yang kurang baik, Â mengakibatkan ayah harus menjalani kegiatan operasi. Kegiatan operasi tidak membutuhkan biaya yang kecil, tetapi besar. Terlintas untuk memakai kartu BPJS kesehatan yang diberikan oleh desa. Ayah bergegas mengajukan pelaksanan operasi kepada pihak rumah sakit. Kartu BPJS Kesehatan digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan biaya gratis. Alhamdulillah, kartu BPJS Kesehatan dapat digunakan secara gratis dengan cakupan biaya operasi, rawat inap, rawat jalan, dan berbagai macam obat.
Pelayanan dokter dan perawat sangatlah ramah, tidak ada perbedaan pelayanan  antara  kelas VIP, biasa, dan yang gratis melalui kartu BPJS Kesehatan. Dokter bernama dr.Kenyo yang selalu mendampingi perawatan ayah hingga sembuh total. Profesional dokter dan perawat dalam memberikan pelayanan medis kepada pasien sangatlah diapresiasi.
 BPJS sebagai bentuk penyederhanaan pelayanan kesehatan oleh pemerintah. Keluarga saya sebagai saksi mata, bahwa kehadiran kartu BPJS membantu pengobatan masyarakat dari kalangan menengah ke atas hingga menengah ke bawah. Sehingga keadilan di bidang kesehatan dapat dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat. Masyarakat kecil kini berani untuk datang ke puskesmas terdekat atau rumah sakit terdekat, karena digenggammanya membawa kartu BPJS kesehatan atau KIS yang memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, gratis tanpa dipungut biaya. Keluarga harapan yang didambakan masyarakat Indonesia kini terwujud dengan kehadiran BPJS kesehatan membangun negeri indonesia tercinta.
 #BPJSKesehatanMelayaniNegeri