Mohon tunggu...
Arief Siddiq Razaan
Arief Siddiq Razaan Mohon Tunggu... Wiraswasta Aksara -

Arief Siddiq Razaan. Merupakan penggagas Komunitas Penulis Anak Kampus (KOMPAK) Sumatera Utara. Karyanya dimuat di berbagai media massa, selain itu termaktub juga dalam antologi sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Kekasih Tuhan

2 April 2012   12:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:07 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di gereja pukul  23.45 Wib

/1/

kudapati sebentuk tunggu atas nama-Mu, mungkin ini semacam isyarat setelah keberangkatan. bukankah Kau tahu, aku ialah angin yang menawan kematian pada desau yang tak disampaikan badai tadi malam? oi, ini tentang cinta. Selagi musim menyetubuhi gigil sebab natal tahun ini aku tak bisa merasa sedikit aroma liur kekasihku.

-sudah! sudahlah, jangan terlalu banyak berdoa pada-Ku, sebab doa-doamu hanya berisi birahi, ujar-Mu padaku

-beginilah jika sedang jatuh cinta, seluruh doa hanya menukil ayat-ayat birahi sebab jiwa lindap dalam kasmaran, jawabku sembari tersenyum binal

-ah, apakah kau tahu, seluruh doa-doamu telah dipenuhi puisi-puisi cinta, hingga jadi bahan pergunjingan di sorga

-mestikah cinta dipergunjingkan? bukankah cinta ialah sebentuk hati di tengah salib-Mu yang agung?

-ya, cinta ialah hati yang penuh kasih. Kasih yang kristus juga bermula dari cinta, tapi jika permulaan cinta kristus engkau samakan dengan birahi, maka kau salah. Aku memberimu banyak cinta, untuk menyempurnakan cinta itu sendiri!

-adakah cinta yang Kau berikan padaku belum sempurna?

-belum! sebab penyempurna cinta-Ku ialah imanmu, dan kuharap kau mengimani kristus dengan cintamu melebihi birahi imanmu pada perempuan

aku menimang seayun wahyu-Mu, ah... mungkinkah Engkau tak membaca pikirku bahwa perempuanku telah mencipta sorga sebelum keberangkatanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun